“Mami masuk rumah sakit jam 7 pagi. Eh, kamunya baru keluar jam setengah 11 malem!!”
< 5 Tahun
Pagi itu ibu saya sudah berada di rumah sakit, namun sampai sore hari saya belum juga keluar. Dan ketika malam tiba, pembukaan baru sempurna. Namun, bayi yang dikunjung keluar pun belum nampak ingin keluar juga. Sudah berulang kali mengejan juga nampaknya belum berhasil. Akhirnya bayi itu dilahirkan dengan cara di vacuum kepalanya ketika waktu sudah menunjukan pukul setengah 11 malam.
Bayi itu dilahirkan di Rumah Sakit Bersalin Asih pada tanggal 5 Januari 1994 dengan berat 3,35 kg dan panjang 48 cm. Bayi itu diberi nama Levina Aurellia Wirjowerdojo dengan arti sinar yang terang dan keemasan. Bayi itu adalah anak pertama dari pasangan Chandra Maulana dan Henriette Maulana.
Dari bayi, saya memang sangat penakut terhadap alat-alat rumah sakit. Namun banyak vaksin yang harus dilakukan kepada bayi, untuk menghindari penyakit seperti campak dan lain sebagainya. “Kamu mah dulu pas bayi kalau mau disuntik ditaliin, kak, kaki sama tangannya. Atau nggak nanti kamu ngelawan terus”, kata ibu saya.
Ketika saya sedang melakukan pemeriksaan rutin tiap bulan, tepatnya berumur 2 bulan, diketahui bahwa adanya kebocoran pada jantung. Setelah itu, saya berobat ke Rumah Sakit Harapan Kita sampai umur 1 tahun. Setelah umur 1 tahun, saya pindah dokter. Pada umur 2 tahun, saya dicateter di Rumah Sakit Mitra Keluarga untuk melihat peredaran darah di tempat yang bocor.
Umur 3,5 tahun, saya mulai masuk sekolah, yakni di TK Triguna yang berada dekat dengan rumah. Pada waktu TK saya merupakan anak yang sangat rajin. “Kamu dateng selalu lebih cepet dari Bu Sri” ungkap ibu saya. Bu Sri adalah kepala sekolah di TK saya dulu. Saya juga selalu menjadi ketua kelas. Dan pada tahun itu juga terjadi krisis moneter di Indonesia, yang disebabkan oleh keputusan Thailand yang mempengaruhi mata uang, bursa saham dan harga aset lainnya di Asia. Krisis moneter ini tidak berdampak buruk hanya pada Indonesia, namun negara lain seperti Korea Selatan juga terkena dampak buruk tersebut.
TK selama 3 tahun itu dilewati dengan rasa suka cita. Walaupun sempat berganti teman karena saya belum diperbolehkan oleh ayah saya untuk naik ke SD dengan alasan sikap belum cukup matang, namun kedua-duanya sangat amat menyenangkan. Bermain Saras 008 bersama teman, mengerjai murid baru dan banyak lagi. Selain itu saya juga mengikuti pementasan tari di TK.
Namun setelah saya lulus dari TK, saya harus melakukan cateter lagi untuk yang kedua kalinya. Cateter ini dilakukan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles di Karawaci. Saya ingat sekali ketika saya bangun ditengah-tengah cateter tersebut. Saya dengan jelas dapat melihat bahwa kulit pada bagian paha kanan saya terbuka dan saya bisa melihat daging saya sendiri. Dan akhirnya saya tidur lagi dengan iming-iming nanti akan diberikan permen oleh dokter saya setelah operasi tersebut selesai.
6 Tahun
Cateter tersebut telah selesai dan saya sudah masuk SD. Kebanyakan dari teman-teman saya ketika TK melanjutkan lagi ke SD yang sama, yaitu SD Triguna. Ketika SD saya selalu menduduki peringkat 3 besar. Ketika saya duduk di kelas 1, saya ingat sekali waktu itu pelajaran Bahasa Indonesia, gurunya adalah Bu Endang. Beliau adalah orang yang sangat tegas. Saya pernah tidak membawa buku dan harus berdiri di depan kelas selama 2 jam pelajaran. Setelah beliau menyuruh saya duduk dan saya hendak mengambil buku pelajaran lain, saya baru menyadari bahwa ternyata saya membawa buku.
Naik kelas pun tiba dan saya naik kelas 2 dengan nilai yang sangat baik. Di kelas 2 ini, tidak ada hal yang spesial. Namun ada murid baru di kelas saya. Ketika saya naik ke kelas 3, saya tidak mendapatkan peringkat 1, namun peringkat 2. Dan yang meraih peringkat 1 adalah murid baru tersebut. Sampai akhirnya pun naik ke kelas 4, ia masih duduk di peringkat 1 dan saya peringkat 2. Ketika saya duduk di kelas 4, saya pernah disuruh ibu guru saya yang bernama Bu Hani membuat denah SD Triguna. Saya mendapati nilai yang terbaik di kelas, namun nilainya hanya 75. Dan teman-teman saya yang lain mendapati nilai 45, 50 dan sebagainya. Dan pada saat itu, saya selalu memiliki mimpi untuk menjadi arsitek. Pada saat tersebut Indonesia berduka. Akibat dilanda bencana yang amat sangat besar, yakni terjadinya tsunami di Aceh setelah gempa sekuat 8,5 skala Richter yang berpusat di Samudera Hindia (2,9 LU dan 95,6 BT pada kedalaman 20 km, 149 km selatan kota Meulaboh, Nanggroe Aceh Darussalam).
Ketika kelas 5 SD tidak banyak hal yang terjadi, saya tetap duduk di peringkat 2, tidak naik dan tidak turun. Dan ketika kelas 6 SD semester 2, karena keadaan saya yang juga memburuk, sering sesak dan mudah letih saya diharuskan melakukan operasi jantung. Tahun sebelumnya saya juga sudah diharuskan melakukan operasi dengan cara memasukan alat dari pembuluh darah di paha. Namun ketika kamera sudah dimasukan ke dalam tenggorokan saya, baru disadari bahwa lubang yang ada di jantung saya ada 2, bukan hanya satu. Sehingga operasi tersebut dibatalkan.
Operasi jantung ini saya lakukan pada tanggal 13 Januari 2006. Karena ketakutan saya yang berlebih terhadap alat-alat medis, saya meronta-ronta ketika saya diharuskan mengganti baju operasi. Sampai akhirnya pasien yang seharusnya dioperasi setelah saya, operasi lebih dulu. Saya merasa sangat lelah dan akhirnya menyerah. Saya dibawa ke ruang operasi dan segera tidak sadarkan diri. Ketika saya bangun saya berada di ruang ICU dengan seorang ibu disamping kanan saya.
Esok hari akhirnya saya dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Minggu depannya saya keluar dari rumah sakit dan harus beristirahat selama 2 minggu. Karena operasi tersebut merupakan operasi besar, sehingga mengharuskan saya beristirahat.
Sebelum semester 2 kelas 6 sebenarnya saya sudah mulai memikirkan mengenai SMP, namun saya baru benar-benar mulai memikirkan setelah keluar dari rumah sakit. Kedua orang tua saya menganjurkan saya untuk masuk ke SMP Labschool Kebayoran. Waktu itu saya menolak mentah-mentah saran kedua orang tua saya, dikarenakan saya ingin sekali masuk SMP 19.
Namun entah mengapa pada akhirnya saya didaftarkan ke Labschool dan membeli buku soal-soal tes masuk. Saya belajar dengan giat setiap minggunya sebelum tes diadakan. Dan akhirnya hari tes pun tiba, saya merasa deg-degan. Ketika tes akademik selesai, saya berpikir bahwa saya tidak akan diterima karena soal yang dikeluarkan sangat-sangat sulit untuk tingkat SD.
Hari Rabu malam, H-1 pengumuman calon siswa SMP Labschool Kebayoran, saya ditelepon oleh salah satu teman saya yang kebetulan tes juga. Dia berkata bahwa hasil tes sudah keluar dan bisa diliat di web Labschool langsung. Ketika saya lihat, Alhamdulillah saya diterima :-)
Hari kelulusan pun tiba, saya senang sekaligus sedih karena akan jarang bertemu dengan teman-teman SD serta meninggalkan tempat saya belajar selama 9 tahun itu.
Hari kelulusan pun tiba, saya senang sekaligus sedih karena akan jarang bertemu dengan teman-teman SD serta meninggalkan tempat saya belajar selama 9 tahun itu.
Sabtu pagi sebelum hari pertama saya masuk sekolah, saya harus datang ke sekolah baru saya itu. Pagi itu ramai, yang saya kenal hanya 1 orang dari SD saya. Tujuan datang pada hari itu adalah pengarahan untuk Masa Orientasi Sekolah (MOS). Kelas saya adalah VII D. Orang-orang yang pertama kali saya kenal adalah RA. Nabila Berlianty, Amira Zaranadia dan Radhiah Fathaniah.
Pada hari itu saya baru tahu bahwa semua murid baru diharuskan membuat nametag dengan menggunakan kabel warna ungu sebagai tali penggantung, bungkus tango rasa kurma dan juga bungkus fruit tea rasa blackcurrant.
Masa MOS membuat saya teramat sangat lelah. Bahkan ketika MOS berlangsung saya sempat merasakan sesak karena perpindahan tempat dan pergerakan harus dilakukan dengan cepat dan dihitung. Dan juga ada budaya Labschool yang mengharuskan saya untuk mengikuti kegiatan lari setiap hari Jumat pagi.
MOS selesai dan masa-masa kelas 7 saya ditempuh dengan sangat menyenangkan. Di kelas 7 saya memilih ekstrakurikuler menari karena saya memang suka menari semenjak TK. Saya juga mengikuti acara sekolah yang wajib, yakni KALAM. KALAM adalah semacam pesantren kilat SMP Labschool Kebayoran. Selain KALAM saya juga mengikuti LDKS, yakni salah satu seleksi untuk menjadi OSIS/MPK. LDKS merupakan seleksi awal dari serangkaian kegiatan yang disebut KARISMA. Saya sangat senang ketika saya tahu bahwa saya lolos untuk seleksi selanjutnya.
Seleksi selanjutnya adalah orientasi. Seleksi yang dilakukan adalah bidang agama, bakat, olah raga dan juga presentasi semacam karya tulis. Saya sangat kaget dan juga senang mengetahui bahwa saya lolos untuk mengikuti kegiatan Pra-OL dan OL. Pra OL dilakukan di sekolah dan OL dilakukan di luar kota bersama OSIS & MPK yang sedang menjabat. Setelah OL dilakukan, pada tanggal 17 Agustus akhirnya saya bersama teman-teman lainnya resmi dilantik.
Setahun berjalan akhirnya waktu saya untuk lepas jabatan dan menyerahkan kepada adik-adik kelas saya yang sudah terpilih. Ketika waktu kelas 9 saya mendapat kelas yang sangat menyenangkan. Sejak kelas 9 pertengahan saya sudah mulai memikirkan dimana saya akan melanjutkan SMA. Awalnya saya ingin masuk ke SMA negeri namun orang tua saya melarang. Akhirnya pada bulan Februari saya mengikuti tes jalur khusus dan Alhamdulillah diterima.
Januari sampai April adalah bulan-bulan tersibuk. Banyak kegiatan yang harus dilakukan, seperti try out UAN dan UAS, ujian praktik, UAN dan UAS itu tersendiri. Selain itu juga harus memilih nama dan ketua angkatan. Nama angkatan saya adalah Averla Sixeras dengan Caesa sebagai ketua angkatan. Hari-hari yang sangat melelahkan itu terlewati dengan teman-teman yang sangat menyenangkan. Pengumuman hasil UAN pun tiba, dan ketika saya melihat hasilnya saya merasa kecewa karena nilainya kurang bagi saya. Lain daripada itu, memiliki teman-teman yang sehebat Averla Sixeras adalah yang sangat menyenangkan.
Masa (yang Katanya) Paling Indah
Hari-hari pertama masuk SMA tidak terasa berbeda, karena saya masih berada di lingkungan yang sama, bertemu dengan hampir 60% orang yang sama juga. Perbedaannya ketika awal sekali saya masuk adalah MOS nya yang hanya berlangsung selama 3 hari dan saya harus membawa makanan yang diberi teka-tekinya oleh kakak-kakak OSIS.
Teman-teman saya di kelas X lumayan menyenangkan. Di kelas X saya sudah membulatkan tekad untuk masuk jurusan IPA, namun entah mengapa saya tidak begitu bersemangat untuk belajar. Di kelas X ini juga saya mengikuti PILAR. PILAR ini seperti KALAM SMP. Saya juga mengikuti Trip Observasi (TO). Selain itu, saya juga mengikuti Study Tour ke Bandung bersama teman-teman Nawastra. Mengunjungi museum, pabrik dan lain-lain.
TO merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Walaupun ketika Pra TO saya mengalami sesak nafas yang luar biasa, sehingga butuh digotong ke UKS. Namun TO merupakan perbandingan jauh dengan Pra TO. Di Pra TO juga terbentuk nama dan ketua angkatan, yakni Nawa Drastha Sandyadira dengan ketua angkatan Nabel, Danto dan Olaf. Ketika TO saya sekelompok dengan Hansa, Ewaldo, Homie, Wima, Anggi, Kuma dan Dara. Dengan PDP Kak Kaka, Kak Abal dan Kak Elza. Sayangnya akibat keterbatasan fisik saya, saya tidak diperbolehkan untuk mengikuti penjelajahan. Padahal saya ingin sekali mengikuti penjelajahan.
Setelah TO, saya mengikuti acara Lapinsi kemudian mengikuti seleksi OSIS namun saya tidak diterima. Namun masih ada kesempatan untuk menjadi MPK jadi saya tidak begitu kecewa. Lain daripada itu saya juga mengikuti BINTAMA. BINTAMA ini diselenggarakan di Grup 1 Serang. Dari awal hal ini merupakan hal yang saya kalau boleh tidak ingin ikut. Namun BINTAMA tidak seburuk yang saya bayangkan.
Motivasi saya saat mengikuti BINTAMA adalah setelah acara itu selesai saya akan pergi ke Eropa bersama teman-teman dalam rangka mengikuti festival budaya yang diadakan di Prancis. Festival budaya ini sangat menyenangkan, karena disana saya bertemu teman-teman baru yang memiliki budaya yang berbeda. Walaupun terhambat oleh bahasa, namun itu tidak membuat kita tidak saling kenal. Festival tersebut berlangsung selama kurang lebih 8 hari dan dilanjutkan dengan tur ke beberapa negara yang berakhir di Italia. Perjalanan tersebut teramat sangat menyenangkan karena itu adalah kali pertama saya mengunjungi Eropa.
Ketika hari pertama saya masuk sekolah, saya sudah kelas XI. Pada hari tersebut juga dilangsungkan pemilihan MPK. Dan Alhamdulillah saya terpilih. Dilaksanakan pula Lari Lintas Juang yang dimulai dari TMP Kalibata. Di kelas XI ini juga saya memiliki teman-teman yang sangat amat luar biasa. Teman-teman di kelas sangat menyenangkan karena satu pertemanan, yakni Naat, Akla, Eka, Kay, Hana, Adis, Adira, Della, Mary dan Kiki. Semua saling berbagi, terutama MAKANAN. Selain itu saya juga mengikuti Study Tour ke Jogjakarta bersama Nawastra. Kami mengunjungi Sritex, Pabrik Jamu Air Mancur dan lain-lain.
Di akhir tahun 2010, saya ikut menyemangati Tim Nasional Sepak Bola Indonesia di AFC Cup. Saya menonton langsung di Gelora Bung Karno bersama teman-teman saya. Suasananya sangat ramai, pendukung Indonesia benar-benar membuat ‘merah’ Gelora Bung Karno. Semakin dekat menuju final, Gelora Bung Karno semakin sesak dan harganya pun naik. Saya dan teman-teman sempat mengantre dari jam 7 pagi demi mendapatkan tiket tersebut. Namun pada akhirnya sayang sekali Timnas Indonesia dikalahkan Malaysia dan menjadi Runner Up.
Tahun 2011 merupakan tahun yang cukup berat. Karena angkatan saya memiliki program angkatan yakni Sky Battle 2011 dan juga Sky Avenue 2011. Sky Battle 2011 sudah terlaksana dengan sukses. Di dalam Sky Battle terdapat perlombaan saman yang disebut Saman Skyfest. Saya mengikuti Saman Skyfest bersama teman-teman saya dan Alhamdulillah meraih peringkat pertama. Sedangkan Sky Avenue akan berlangsung pada bulan Juli.
17 Tahun <
Harapan saya Sky Avenue angkatan saya sukses, nilai saya semakin baik, sifat pemalas saya berkurang, dapat diterima di universitas yang saya inginkan dan jurusan yang memang bidang saya. Serta saya juga ingin kuliah di luar negeri terutama di MIT dengan beasiswa. Di luar semua itu, saya juga ingin pertemanan saya dengan teman-teman Averla Sixeras dan Nawa Drastha Sandyadira terus berlanjut, serta saya dapat membanggakan kedua orang tua saya. Dan saya selalu ingin untuk menjadi pemasak yang handal serta dapat mendesain rumah milik sendiri kedepannya. :-)
Harapan saya Sky Avenue angkatan saya sukses, nilai saya semakin baik, sifat pemalas saya berkurang, dapat diterima di universitas yang saya inginkan dan jurusan yang memang bidang saya. Serta saya juga ingin kuliah di luar negeri terutama di MIT dengan beasiswa. Di luar semua itu, saya juga ingin pertemanan saya dengan teman-teman Averla Sixeras dan Nawa Drastha Sandyadira terus berlanjut, serta saya dapat membanggakan kedua orang tua saya. Dan saya selalu ingin untuk menjadi pemasak yang handal serta dapat mendesain rumah milik sendiri kedepannya. :-)
Periodesasi:
1994 : Lahir di Jakarta, 5 Januari 1994
1997 : Masuk TK Triguna
2000 : Lulus TK Triguna dan melanjutkan ke SD Triguna
2006 : Lulus SD Triguna dan melanjutkan ke SMP Labschool Kby
2009 : Lulus SMP Labschool Kby dan melanjutkan ke SMA Labschool Kby
2012 : Lulus SMA Labschool Kby dan melanjutkan ke universitas yang diinginkan
2016 : Lulus S1 dan mendapat pekerjaan sesuai bidang
1994 : Lahir di Jakarta, 5 Januari 1994
1997 : Masuk TK Triguna
2000 : Lulus TK Triguna dan melanjutkan ke SD Triguna
2006 : Lulus SD Triguna dan melanjutkan ke SMP Labschool Kby
2009 : Lulus SMP Labschool Kby dan melanjutkan ke SMA Labschool Kby
2012 : Lulus SMA Labschool Kby dan melanjutkan ke universitas yang diinginkan
2016 : Lulus S1 dan mendapat pekerjaan sesuai bidang
“Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is a gift. That’s why its called present”
- Eleanor Roosevelt
0 comments:
Post a Comment