otakatikawas!

otakatikawas!

AUTOBIOGRAFI Gendis Sekarnegari

|
HALOOO SEMUAAA :) apa kabar??? Seperti yang sudah kalian baca di bawah ini ada berbagai posting tentang sejarah singkat hidup teman-teman saya, dari kecil sampai sekarang dan impian-impian mereka. Jadi itulah yang akan saya tulis berikut ini, semoga mencerahkan dan tidak membosankan! 



Saya lahir pada 26 Maret 1995 di RS Asih, Kebayoran. Ayah saya bernama Pribadi dan ibu saya Anna Rachmatika. Tidak punya ingatan apa-apa sama sekali tentang suasana pada saat kelahiran tentunya, tapi ada beberapa cerita mengenai menjelang saya dilahirkan. Waktu itu baru ashar dan ibu saya sedang bersantai di rumah ketika tiba-tiba kontraksi hebat menyerangnya, dia langsung menghubungi ayah saya yang saat itu masih di kantor dan kemudian secepatnya dilarikan ke rumah sakit bersalin. Kontraksi hebat itu tidak berhenti lama, rileks sebentar dan tiba-tiba kontraksi lagi, dan seterusnya begitu sampai subuh keesokan harinya. Lahirlah saya. Betapa sangat amat menderitanya ibu saya waktu itu, bisa dibayangkan. Persalinan itu adalah peristiwa antara hidup dan mati itu benar adanya, dan saya sangat beruntung bisa memiliki ibu saya setelah saya lahir dan sampai sekarang. 



Kata ayah, ia sudah menyiapkan nama saya jauh-jauh hari sebelum saya lahir. “Gendis itu bahasa Jawa, nak. Artinya gula. Gula itu manis dan semoga kamu begitu ya. Sekarnegari juga bahasa Jawa, artinya bunga negara. Semoga kamu jadi bunga negara yang manis ya.” ungkap ayah saya suatu kali saya bertanya tentang arti nama saya. “Nama yang terbaik untuk anak yang terbaik.” lanjutnya. Saya meng-amin-kannya dalam hati dan bersyukur memiliki ayah yang begitu baik dan tulus.

Pertama kali saya masuk sekolah adalah saat umur 2 tahun saya masuk playgroup belakang rumah. Masih sangat jelas dalam ingatan di pagi itu saya sangat amat bersemangat dan gembira karena akan menginjak sekolah untuk yang pertama kalinya. Saya diantar oleh ayah saya berjalan sampai ke sekolah tersebut.
TK Puri Mutiara. TK yang berbentuk seperti rumah. Karena terletaknya juga di komplek perumahan saya. Sangat amat kecil. Itu bahkan tidak bisa disebut sekolah. Hanya memiliki satu lantai dan 2 ruangan. 1 kelas TK A, 1 ruang guru, TK B belajar di garasi dan ruang tengah untuk playgroup, duduk di lantai. Kata ibu, saya sangat bersemangat mempelajari berbagai macam hal dan itu yang membuatnya memasukkan saya ke sekolah lebih cepat. Saya menjadi satu-satunya siswa yang belajar dengan pakaian bebas pada hari itu. Di sekolah yang sangat sederhana itu saya merasa sangat istimewa.
Hari-hari awal masa pendidikan saya dimulai sejak saat itu. Saya belajar banyak hal dan bertemu banyak teman. TK B masih lumayan jelas dalam ingatan saya. Waktu itu kelas saya hanya terdiri dari 9 orang, dengan 2 orang perempuan dan sisanya laki-laki. Saya dan Gunya menjadi siswa perempuan di kelas itu.
Saya mulai bermain piano sejak kecil dan saya sangat suka bermain piano. Ibu saya membelikan piano untuk saya. Saya sempat konser beberapa kali dan rasanya sangat menyenangkan ditonton banyak orang dan diberi tepuk tangan.

Tahun 1998 waktu itu dan saya tidak tahu bahwa sedang terjadi salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah. Orde Baru. Anarki terjadi dimana-mana, demo-demo, protes yang menunjukkan bahwa rakyat tidak lagi ingin dipimpin oleh rezim Soeharto. Akhirnya BJ Habibie yang waktu itu sebagai wapres mengambil alih kursi kepresidenan.
Ketika saya 5 tahun, adik saya lahir. Diberi nama Satria Luhur Pandu Negoro, “Artinya pahlawan berbudi pekerti yang memimpin negara.” kata ayah. Lagi-lagi ia menyiapkan nama yang bagus itu dari jauh-jauh hari. “Nama itu doa, harus berarti baik.”

Saya masih kelas 1 SD waktu itu ketika keluarga kami pergi ke Singapore dan Thailand. Disana saya melihat banyak hal baru yang menyenangkan. Burung flamingo di Jurong Bird Park dan bersantai di sebuah botanical garden, kemudian lanjut ke Thailand dan mengunjungi beberapa temple, mengicip tomyam pertama kali, banyak serangga digoreng dan dijual di sepanjang jalannya. Ibu dan ayah belanja banyak sekali saya sampai bingung. Saya masih sangat ingat di Singapore saya mendapat teman sebaya bernama Sonya dari Korea, kami berkenalan karena tinggal di apartemen yang sama. Dan kami bergaul dengan sangat baik walaupun tidak mengerti bahasa satu sama lain J
Saat saya kelas 2 SD, saat itu pula WorldCup 2002 berlangsung. Saya mendukung Brazil yang waktu itu bertemu Jerman di final dan mereka menang!

Masa-masa SD saya berlangsung dengan begitu menyenangkan, dengan banyak drama anak-anak dan prestasi-prestasi akademik & non-akademik. Saya memiliki banyak teman dan masih berhubungan dengan mereka sampai sekarang. Tahun 2004 saat saya kelas 4 SD, tsunami terbesar dalam sejarah terjadi di Aceh. Menyerang India, Sri Lanka, Thailand dan negara-negara di sekitar Samudra Hindia. Puluhan ribu orang tewas dan kehilangan tempat tinggal.  
Kelas 6 SD waktu itu lumayan disibukkan dengan pelajaran tambahan dan persiapan ujian-ujian akhir, karena saya ingin masuk SMP Labschool Kebayoran waktu itu dan ingin lulus dengan nilai baik. Alhamdulillah saya lulus tes-nya.

Kelas 7 SMP menjadi saat yang lumayan mendebarkan, karena saya selalu bersama teman-teman dekat saya di SD selama 6 tahun dan harus berpisah. Kelas 7 lumayan menyenangkan dengan sedikit dramanya, saya berteman dan bermusuhan. Kelas 8 saya bergabung menjadi anggota OSIS-MPK menjadi bendahara kemudian ketua bidang 1 MPK. Pengalaman organisasi yang sangat berharga.
Saya mengikuti beberapa lomba waktu itu, news reading di antaranya dan saya meraih juara 2 atau 3 beberapa kali. Rasanya sangat menyenangkan bisa berprestasi! Kelas 8 nilai akademik saya agak naik-turun dikarenakan aktivitas di OSIS-MPK yang lumayan menyita waktu belajar. Ibu sempat protes waktu itu tapi akhirnya saya bisa memperbaiki nilai dan dapat menyeimbangkan kegiatan.
Kelas 9 pun dimulai. Masa jabatan di MPK sudah habis dan harus fokus pada UAN dan tes masuk SMA Labsky. Saya ingin masuk Labsky lagi waktu itu dan alhamdulillah lulus pada tes PSB.
Les piano saya berhenti saat SMP, karena kegiatannya yang luar biasa sibuk saya memberhentikan semua les saya. Padahal tempat les saya waktu itu sangat kaliber, saya sempat mendapat sertifikasi langsung dari institut pusat di Inggris dengan Ratu Elizabeth II sebagai patron-nya!

Sangat amat senang, gembira, deg-degan, terharu rasanya memakai putih abu-abu pada awalnya. Saya merasa sangat dewasa dan bebas dan tau segalanya. “Selamat ya.” kata ayah sambil tersenyum saat hari pertama masuk SMA. Saya sudah cukup tahan banting terhadap MOS di Labschool, cukup kuat disuruh makan cepat-cepat, lari-lari kesana-kemari, hukuman fisik dan tekanan mental. Pelajaran-pelajarannya sendiri pun merupakan tekanan mental…Di SMA saya bertemu lagi teman-teman di SD, yang tadinya tidak kenal menjadi kenal, yang tadinya hanya kenal menjadi dekat. Murid-muridnya sangat beragam, bertalenta dan menyenangkan.
Saya mengetes kemampuan saya tahun lalu dengan mengikuti tes AFS. Alhamdulillah lolos di tahap 1 tapi tidak untuk tahap selanjutnya. Itu bisa dibilang masa-masa yang lumayan sedih bagi saya, karena saya sangat menginginkan itu. Dan saya tahu ayah saya juga. Itu impiannya yang tidak pernah tercapai. “Dulu ayah pernah ikut cuma gak lolos. Kakak aja ya yang lolos berarti” Saya merasa sangat sedih dan kecewa terhadap diri saya sendiri karena tidak dapat mewujudkan mimpi itu untuknya.

Di kelas 10 saya mengikuti ekskul tari tradisional yang pada waktu itu membawa saya keliling Eropa dalam sebuah misi budaya. Ini merupakan salah satu pengalaman tidak terlupakan selama hidup saya. Kami –penari dan pemusik-- berlatih selama kurang lebih 4 bulan untuk menyiapkan 8 tarian dari beberapa kebudayaan Indonesia


Festival diadakan di Romans-le-Isere, Perancis. 9 jam perjalanan membuat kami semua jetlag. Selama 9 hari kami festival banyak terjadi hal-hal di luar dugaan. Tapi kami bertemu dengan teman-teman mancanegara yang juga mengikuti festival, Mongolia, Georgia, Spanyol dan lain-lain. Momen yang tidak akan pernah saya lupakan adalah ketika kami membawakan tari saman di opening, dan kami mendapat standing ovation :)
Setelah 9 hari festival, kami dibawa berkeliling Eropa oleh tourguide yang sangat kocak dan lumayan laknat. Saya, yang dari dulu sangat ingin mengunjungi daratan Eropa, sangatlah amatlah senang dan bersyukur sekali berkesempatan bepergian kesana. 



Untuk pertama kalinya mengunjungi menara Eiffel, museum Louvre, Basilika di Vatikan, Venezia, atomium di Brussels, gunung Titlis, danau Lucerne dan tempat-tempat mengagumkan lainnya. Saya benar-benar harus kesana lagi dan kali ini membawa orang tua serta adik saya!!!!

Sekarang saya sedang menjalani semester 2 kelas 11 di SMA Labsky. Saya ditempatkan di sebuah kelas yang benar-benar tidak terdefinisi. Banyak sekali ragam manusianya dan sangat mengasyikkan! Setiap hari selalu ada lawakan dan bercandaan, tingkah laku masing-masing dari kami yang aneh, yang selalu baru dan tidak pernah membosankan.

Saya ingin dan insyaAllah masuk Fakultas Kedokteran UI, kemudian melanjutkan sebagai spesialis bedah di luar negeri. Saya akan keliling dunia, melihat banyak hal, bertemu banyak orang, mempelajari budaya-budaya dan bahasa-bahasa lain, mencicipi makanan-makanan khas tempat lain. Saya akan berbakti kepada orang tua, negara dan agama. Saya akan tetap bermain piano dan menjadi pianis handal. Saya akan terkagum-kagum kepada dunia dan dunia akan terkagum-kagum kepada saya. AMIN YA ROBBAL ALAMIN :)


Quote: "In dreams, begin responsibilities."  

Periodesasi:
1995: lahir di Jakarta
2000: lulus TK
2006: lulus SD
2009: lulus SMP
2012: lulus SMA
2017: lulus dengan nilai yang memuaskan dari FKUI dan praktek
2019: melanjutkan S2 spesialis bedah di luar negeri
2024:  lulus dengan nilai yang memuaskan dan praktek  
2030: praktek dan menetap bersama keluarga di luar negeri 

2 comments:

{ Unknown } at: June 16, 2011 at 5:17 AM said...

mantapz...
masa depan yg sudah terancang rapih
semoga selalu semangat dan optimis dalam mewujudkannya.
fighting.. fighting.. fighting..!
GO GO GO!!

{ Unknown } at: August 11, 2017 at 9:04 AM said...

Kamu.. Hebatt!!

Post a Comment

 

Design modified by mugimunteng | Basic Design by Dzignine in Collaboration with Trucks, SUV, Kidney Stones