otakatikawas!

otakatikawas!

5960 hari kehidupan---

|
AUTOBIOGRAFI
NADYA AMALIA HAKIM.

1994 - 1999 
 Pada hari Senin, 31 Oktober 1994 di RS Islam Surabaya pada sekitar pukul 22.00 di RS Islam Surabaya, saya lahir dari ayah dan ibu saya, Lukman Hakim dan Dian Budiani. Mereka memberikan saya nama, Nadya Amalia Hakim. Pada tahun saya lahir ini, gempa berkekuatan 6,5 skala Richter meluluhlantakkan Liwa, Lampung Barat, yang mengakibatkan hampir semua bangunan permanen rata dengan tanah, 196 jiwa meninggal, dan 2.000 orang luka-luka. Namun berita bahagia pun datang kepada Brazil karena berhasil menjadi juara dunia pada Piala Dunia FIFA 1994 di Amerika Serikat. Pada saat saya berumur 3 bulan, saya pindah ke Samarinda karena ayah saya adalah seorang dokter yang pada tahun pertamanya harus praktek di daerah. Hidup di Kalimantan Timur saat itu tergolong cukup sederhana karena listrik yang belum terdistribusi dengan baik sehingga sering padam, transportasi yang minim sehingga harus naik perahu untuk pergi ke kota seberang, masih banyaknya binatang buas yang berkeliaran bebas di sekitar rumah saat itu membuat masa kecil saya menarik. Pada usia 7 bulan, saya pindah ke Jakarta tepatnya ke Jl. Pancoran Indah Dalam I no 30, Komplek Liga Mas. Setelah dipenuhi oleh tangisan dan teriakan, perlahan-lahan saya mulai bisa memanggil ibu dan ayah saya, kemudian belajar cara merangkak, berjalan, tertawa, berbicara sedikit demi sedikit. Pada tahun 1995 ini pekerja dari National Institutes of Health mengumumkan suksesnya percobaan pengobatan untuk penyakit anemia.

Saat saya berusia 2-3 tahun saya sangat sering menghabiskan waktu bersama nenek dan kakek saya, karena ayah saya masih melanjutkan kuliah sepesialis kedokteran dan ibu saya juga masih sering praktek. Nenek saya adalah orang yang palin sering menghabiskan waktu dengan saya, berbagai kebiasaan dan tata krama beliau ajarkan. Pada saat saya berumur 3 tahun, lahirlah seorang adik laki-laki bernama Emil Aulia Hakim yang kemudian menemani saya bermain sehari-hari. Pada tahun 1996 ini sebuah rocket Long March 3 di Xichang Satellite Launch Center, China jatuh menabrak sebuah pedesaan yang membunuh 500 jiwa. Pada tahun 1997, Presiden Amerika Serikat, memulai masa kepemimpinannya yang kedua pada tanggal 20 Januari.
 
Saya memulai pendidikan saya saat masuk ke Kelompok Bermain Besar sampai dengan Taman Kanak-Kanak di Mutiara Indonesia, Kalibata pada bulan Juli 1998. Bernyanyi, membaca, mengeja, menulis, bermain bersama teman-teman adalah hal-hal yang mengisi hari-hari saya. Pada tahun ini terjadi sebuah kerusuhan massa yang berawal dari insiden Trisakti, dimana 4 orang mahasiswa Universitas Trisakti ditembak oleh aparat yang saat itu berjaga diatas jembatan layang. Ribuan mahasiswa menguasai gedung MPR/DPR-RI menuntut Presiden Suharto mundur. Suharto pada akhirnya mengundurkan diri dan digantikan oleh B.J. Habibie. 




Pada tahun 1999 saya beranjak ke TK B, dimana ibu saya mendaftarkan saya ke kursus piano di YPM Manggarai, yang kemudian saya tekuni selama lebih dari 7 tahun. Saya masuk ke level terendah yaitu Pra Elementer dan mulai mempelajari not balok, ritme, ketukan, dan hal-hal dasar lainnya dengan guru saya, Grace Marissa. Masa kecil saya sama seperti masa kecil anak-anak pada umumnya;bermain, bercanda, bertengkar, menangis. Ibu saya sering bercerita bahwa sampai TK B ibu saya harus tetap mengantar saya ke sekolah dan berdiri di pinggir jendela karena saya seringkali menengok untuk memastikan ibu saya tetap disana. Hingga akhirnya saya mulai berani untuk pulang dan pergi naik mobil jemputan. Di TK B ini saya mengenal beberapa teman terdekat saya yang bernama Gadis dan Moty yang saat ini saya tidak pernah mendengar kabarnya bahkan bertemu lagi. Di TK B ini saya mendapatkan beberapa piala dan penghargaan seperti Juara II Membaca Puisi dan Juara I Menari. Pada tahun 1999 tanggal 20 Oktober, BJ Habibie berhenti sebagai presiden Indonesia dan digantikan oleh Abdurrahman Wahid.

2000 - 2006

Setelah dari Taman Kanak-Kanak saya masuk ke SD Adik Irma di Tebet. Pada tahun ini juga, lahirlah adik perempuan saya yang bernama Adinda Mutia Hakim. Dari 56 murid yang ada saya masuk ke kelas unggulan dengan hanya 4 orang siswa. Pada tahun pertama kelas unggulan itu berisi 7 orang anak, kemudian pada tahun kedua satu orang pindah, pada tahun ketiga satu orang lagi pindah, dan pada tahun keempat berkurang menjadi hanya empat orang. 6 tahun saya bersekolah di sana dipenuhi oleh dengan 3 orang teman terdekat saya; Dimas, Mariska, dan Ferdie. Prestasi saya di sekolah juga terbilang cukup baik; saya meraih rangking 2 dari kelas 2 sampai dengan kelas 4, rangking 1 di kelas 5, rangking 2 di kelas 6. Selain sibuk belajar, saat SD ibu saya mendaftarkan saya ke berbagai macam kursus seperti sempoa, kumon, piano, vokal, basket, berenang, melukis, tari tradisional, drum, bahasa inggris, dan lain-lain. Namun yang berhasil bertahan lama hanyalah piano dan kumon. Saya juga aktif di ekstrakurikuler bola basket selama 6 tahun SD. Setiap tahun saya ikut berpartisipasi dalam konser piano selama kurang lebih 7 tahun ke depan, dan juga meraih penghargaan setiap kali naik ke tingkat berikutnya. Saya juga mendapatkan beberapa penghargaan dari Kumon karena level yang saya capai sudah berada 3 atau lebih tingkat di atas yang seharusnya, saya belajar di Kumon selama kurang lebih 6 tahun. Saat saya kelas 5 SD, saya dan keluarga saya pindah rumah ke Jl. Abdul Majid Dalam III no 29 Komp. Deplu sampai sekarang. Lulus dari SD dengan peringkat lima di angkatan kemudian saya melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama.




  
2006 - 2009

Saya melanjutkan pendidikan ke SMP Labschool Kebayoran pada bulan Juli 2006. Pada awalnya saya tidak berminat masuk ke sekolah tersebut karena semua teman-teman SD saya kebanyakan bersekolah di daerah Tebet dan saya juga sebenarnya begitu, namun ibu saya memaksa saya untuk ikut tesnya terlebih dahulu. Saat tes berlangsung saya tidak belajar sebelumnya, dan bahkan ada beberapa pertanyaan yang saya tahu jawabannya namun saya sengaja menjawabnya salah. Pertama kali masuk ke SMP Labschool Kebayoran kesan pertama yang saya dapatkan adalah: capek. Setiap hari ada tugas, setiap minggu ulangan, pulang sekolah sudah sore, kegiatan non akademik bertumpuk. Di Labsky ada sebuah kebiasaan lari pagi yang dilakukan setiap hari Jumat pukul 05.30, hal ini merupakan sebuah kebiasaan yang baru untuk saya. Selain itu budaya yang ditanamkan dan diajarkan sangatlah terasa dan membentuk jati diri saya sekarang.Pada tahun pertama saya di SMP, semua les yang saya ikuti keteteran sehingga harus berhenti, mulai dari piano, kumon, dan bahasa inggris. Tahun pertama saya di SMP cukup berat. Kegiatan pertama yang harus kami jalani adalah MOS (Masa Orientasi Siswa), adalah masa dimana kita diperkenalkan kepada Labschool Kebayoran oleh kakak-kakak OSIS dengan semua budaya, kebiasaan, rutinitas, dan aturan yang harus kami taati, selama 5 hari pertama masuk.  Setelah itu ada kegiatan Aktual, dimana kita pergi bersama satu angkatan ke Museum, Seaworld, dan Dufan untuk mengamati berbagai macam hal dan mempresentasikannya kembali. Kegiatan selanjutnya adalah Kalam yaitu pesantren kilat ramadhan yang dilaksanakan saat bulan puasa selama 3 hari dua malam di sekolah. Lalu ada kegiatan LDKS-Karisma (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa-Kaderisasi Siswa Mandiri) yaitu pelatihan yang harus kita semua lalui, dan jika berniat menjadi salah satu pengurus OSIS maka kita harus berusaha dan berpartisipasi secara maksimal. Di dalam LDKS ini disampaikan banyak materi tentang organisasi, kepemimpinan, pengaturan waktu, PBB, dan lain-lain. Setelah LDKS dari 200 peserta akan disaring menjadi kurang lebih 100 orang untuk tahap berikutnya menjadi pengurus OSIS yaitu Orientasi, saya termasuk salah satunya. Di Orientasi ini kita harus mengikuti beberapa macam tes, yaitu tes fisik, tes presentasi makalah, dan tes agama, pada tahap inilah saya gagal melanjutkan untuk menjadi pengurus OSIS. Orientasi ini adalah kegiatan terakhir yang saya jalani di tahun pertama SMP. Labschool terkenal dengan nametag yang rumit di semua kegiatannya, jadi pada tahun pertama saya sudah mempunyai 5 nametag. Pada tahun pertama ini saya ikut berpartisipasi dengan bermain gamelan dalam pertunjukan seni “Si Tomboy dan Putri Bungsu” dan “Si Tomboy Jadi Manten” di Gedung Kesenian Jakarta. Pada tahun 2007 ini, seorang musisi terkenal Indonesia, Chrisye, meninggal dunia.

Tahun kedua, kelas 8, adalah masa-masa yang paling santai dalam tiga tahun SMP. Pelajarannya tidak terlalu berat, kegiatan non-akademis yang sudah berkurang, banyaknya program kerja angkatan yang menyenangkan, dan lebih mengenal teman-teman yang ada. Saya juga aktif di dalam ekstrakurikuler Paskibra sejak kelas 7 karena pada awalnya saya ingin menjadi pengurus OSIS, dan kebanyakan kakak-kakak OSIS saya mengikuti ekskul tersebut. Walaupun pada akhirnya saya tidak lolos dalam tes pengurus OSIS namun ekskul ini membantu pengalaman saya dalam berorganisasi. Satu-satunya kegiatan wajib yang harus saya jalani adalah Bimensi (Bina Mental Siswa) dimana kami satu angkatan dilatih oleh marinir di Cilandak selama 5 hari. Pelatihan itu berisi tata cara PBB, tata cara apel, survival, latihan mendayung, outbond, dan lain-lain. Kegiatan ini sangat menguras energi karena padatnya aktivitas yang melelahkan. Namun setelah Bimensi selesai tidak ada lagi program wajib dari sekolah yang harus saya jalani. Tahun kedua di SMP ini dipenuhi oleh adanya Labspart, yaitu acara pertandingan olahraga dan seni .

Setelah itu saya naik ke kelas 9, tahun terakhir di SMP. Tahun ini diisi oleh belajar untuk melanjutkan ke SMA yang dimau dan juga persiapan Ujian Nasional. Tahun terakhir ini adalah tahun saya yang paling menyenangkan selama bersekolah di SMP Labschool Kebayoran, walaupun tersita waktu oleh belajar namun tidak jenuh karena suasana dan teman-teman yang  begitu menyenangkan. Dua kali seminggu sepulang sekolah diadakan pendalaman materi, ditambah dengan bimbingan belajar yang saya ikuti di luar sekolah membuat tahun ini cukup melelahkan. Di samping belajar, kegiatan yang saya ikuti di sekolah adalah TO UAN (Try Out Uan) yang berisi materi dan motivasi dari pembicara-pembicara yang cukup terkenal. Guru-guru di SMP Labschool Kebayoran sangat semangat dan kreatif dalam memotivasi kami untuk terus belajar dan berusaha untuk mencapai target tertinggi, yaitu NEM 40 dan lulus 100%. Sayang sekali hasil UAN saya tidak terlalu memuaskan. Setelah melewati ujian sekolah dan ujian nasional, adalah acara perpisahan (farewell) dan wisuda. Farewell diadakan di Citywalk Sudirman yang diisi oleh band, dance, performance dari teman-teman, pembacaan dan pembagian polling, serta video angkatan. Wisuda dan farewell adalah acara yang paling menyenangkan dan berkesan selama tiga tahun SMP. Setelah lulus dari SMP, saya berpsiah dengan teman-teman saya, Averla Sixeras, dan melanjutkan ke SMA yang berbeda-beda. Pada tahun 2009 ini, Barrack Obama diangkat menjadi Presiden Amerika Serikat ke 44 yang memecahkan rekor presiden orang kulit hitam untuk pertama kalinya, dan meninggalnya Michael Jackson, seorang penyanyi legendaris dunia.

 2009 - 2012

Saya melanjutkan ke SMA Labschool Kebayoran pada bulan Juli 2009. Lebih dari 50% teman-teman SMP saya juga melanjutkan ke SMA ini. Pada saat tes masuk melalui Jalur Khusus, yaitu tes masuk khusus untuk siswa SMP Labschool Kebayoran, saya tidak berhasil lolos karena hanya 40 orang yang diterima. Namun untungnya saat ikut tes masuk PSB saya berhasil lolos. Lokasi yang sama, gedung yang sama, teman-teman yang mayoritas sama, lingkungan budaya dan kebiasaan yang sama mempermudah proses adaptasi saya. Tahun pertama saya di SMA jauh lebih berat dari saat SMP karena semua kegiatan non akademis ditumpuk pada tahun pertama ini, dan kita juga dituntut untuk mendapatkan nilai yang memuaskan karena akan penjurusan IPA/IPS. Kegiatan pertama yang saya lalui di tahun pertama SMA ini adalah MOS (Masa Orientasi Siswa) yang berisi perkenalan kepada budaya SMA Labschool Kebayoran, kegiatan ini tidak jauh berbeda dengan MOS SMP sehingga tidak terlalu melelahkan, dan hanya selama 3 hari. Kemudian setelah itu adalah TO (Trip Observasi), yaitu kita tinggal di desa dengan orangtua asuh kita disana selama 5 hari. Kegiatan ini sangat menyenangkan walaupun awalnya melelahkan. Sebelum TO, ada kegiatan yang dinamakan Pra-TO. Selama 3 hari Pra-TO kita diberikan orientasi tentang cara memasak, bersih-bersih, mengecat tongkat dan membuat nametag yang cukup rumit yang kemudian akan kita gunakan saat TO, lari pagi, materi kepemimpinan dan aktivitas lain yang cukup melelahkan. Di Pra-TO ini kami juga mendapatkan nama angkatan, Nawa Drastha Sandyadira. Setelah selesai Pra-TO, satu minggu berikutnya saya dan teman-teman saya mengikuti kegiatan TO itu sendiri di Purwakarta. Beruntung sekali karena teman kelompok saya menyenangkan dan kooperatif maka semuanya tidak terasa begitu berat. Selama TO ada banyak sekali kegiatan yang kita lakukan. Pertama, kita harus melakukan survey untuk penelitian makalah yang harus kita buat per kelompok setelah selesai TO. Selain itu ada juga kegiatan pentas seni setiap malam, lalu pergi ke sawah bersama teman-teman yang lain untuk belajar membajak sawah, ikut orangtua asuh bekerja ke ladang, olahraga pagi, presentasi penelitian, dan lain-lain. Bagian puncaknya adalah penjelajahan, yaitu berjalan melewati hutan sawah sungai dan lain-lain sampai ke air terjun sambil melewati pos-pos kakak-kakak OSIS sejauh kurang lebih 7 km, serta api unggun dimana kita semua bernyanyi bersama-sama. Setelah TO, kegiatan berikutnya adalah Lapinsi (Latihan Kepemimpinan Siswa), yaitu pelatihan dasar bagi siswa yang ingin menjadi pengurus OSIS selama 3 hari di sekolah. Kegiatan ini berisi materi-materi kepemipinan, organisasi, manajemen waktu, olahraga pagi, dan sharing dengan kakak OSIS. Setelah lulus dari tahap Lapinsi, saya mengikuti TPO (Tes Potensi Organisasi) yang berisi tes presentasi makalah, tes agama, dan tes fisik. Tahap terakhir dalam pemilihan pengurus OSIS sekaligus kegiatan non-akademis wajib yang terakhir adalah Bintama, dimana saya dan teman-teman dilatih oleh Kopassus Angkatan Darat di Serang selama 5 hari. Kegiatan ini tidak jauh berbeda dengan Bimensi saat SMP seperti outbond, survival, latihan mendayung, PBB, lempar pisau, dan lain-lain namun sedikit lebih santai karena lokasinya lebih baru. Setelah Bintama lalu diumumkan bahwa saya lolos dalam tes pengurus OSIS. Saya juga berhasil masuk ke jurusan IPA dengan nilai yang cukup memuaskan. Tahun pertama di SMA saya juga diisi dengan banyaknya program kerja OSIS sebelumnya yang menguras waktu dan uang. Tahap terakhir sebelum menjadi pengurus OSIS adalah Lari Lintas Juang 17km dari Gedung MPR DPR sampai dengan SMA Labschool Kebayoran, yang kemudian dilanjutkan dengan pelantikan dan pemakaian jas. Di tahun 2010 ini terjadi banyak bencana alam; gempa bumi 7.0 SR di Haiti, gempa bumi 6.8 SR di Padang, gempa bumi di Mentawai, dan meletusnya Gunung Merapi yang memakan banyak korban jiwa.

Tahun kedua di SMA yang saat ini sudah berlangsung satu semester lebih cukup melelahkan karena banyaknya program kerja OSIS angkatan saya seperti Sky Battle pada Februari lalu dan Sky Avenue yang akan datang. Menjadi pengurus OSIS adalah keinginan saya sejak SMP dan akhirnya tercapai pada SMA ini menjadi Sekretaris Umum bersama dua teman saya lainnya yaitu Wima dan Dian. Di tahun kedua ini saya mengikuti ekskul futsal putri, dan sempat bermain di beberapa pertandingan. Masa SMA ini sangat menyenangkan mengingat banyaknya kegiatan dan pengalaman baru yang saya alami. Tidak ada kegiatan non-akademis yang harus saya ikuti karena semuanya telah dihabiskan di kelas X membuat tahun ini cukup santai tanpa tuntuntan apapun. Secara akademis nilai saya mengalami penurunan, karena pada kelas X semester satu saya meraih rangking 4, kelas X semester 2 saya meraih rangking 3, dan pada kelas XI semester 1 ini saya meraih rangking 5. Namun orangtua saya tidak mempermasalahkannya karena mereka mendukung saya melakukan kegiatan organisasi dan lain-lainnya. Pada tahun 2010 saya sempat pergi ke Swiss bersama ibu dalam tugas dinas kantornya. Itu merupakan salah satu pengalaman yang paling menyenangkan dan tidak akan pernah terlupakan yang pernah terjadi dalam tahun 2010, karena banyaknya hal baru yang saya lihat disana.


Mimpi saya sejak kecil seringkali berubah-ubah. Saat saya TK saya ingin menjadi dokter seperti ayah dan ibu saya karena dengan menjadi dokter dapat membantu menolong dan meringankan beban orang lain. Kemudian ketika saya mulai belajar piano dan sangat menikmatinya saat tampil di konser, saya ingin menjadi seorang pianis. Namun karena saya berpikir bahwa tidak aman untuk menaruh seluruh harapan hanya pada piano, saya sempat ingin menjadi seorang diplomat karena dapat pergi ke berbagai negara dan melihat banyak hal. Tetapi karena setelah saya dalami saya tidak terlalu berbakat dalam hal berbicara dan bernegosiasi, akhirnya cita-cita saya kembali ke dokter. Namun, semenjak SMA saya semakin menyadari bahwa saya tidak memiliki rasa tertarik menjadi dokter jika dibandingkan dengan semua yang ibu saya ceritakan ketika ia dulu SMA. Sampai saat ini saya masih belum yakin ingin jadi apa saya ketika besar nanti;mungkin seorang dokter spesialis kandungan yang mempunya rumah sakit dengan fasilitas memadai dan layanan berkualitas dengan biaya terjangkau untuk masyarakat;ataupun menjadi seorang insinyur yang memiliki perusahaan sendiri dan menciptakan sesuatu yang bisa bermanfaat dan menciptakan perubahan; lulus SMA dengan UN yang membanggakan bersama Nawa Drastha Sandyadira, membahagiakan orangtua, keluarga yang bahagia sejahtera, dan masuk surga.

0 comments:

 

Design modified by mugimunteng | Basic Design by Dzignine in Collaboration with Trucks, SUV, Kidney Stones