otakatikawas!

otakatikawas!

Autobiografi Raissa Basaria

|

Saya lahir di Jakarta pada tanggal 2 Oktober tahun 1994. Setelah saya lahir kakak saya senang sekali bermain bersama saya, tapi bisa dibilang kalau dia memainkan saya seakan – akan saya sebuah mainan. Contohnya; dia suka memainkan tangan saya, entah diayun – ayunkan atau pura – pura menggigit tangan atau lengan saya. Dan berhubung saya masih bayi, jadi saya tidak bisa membela diri saya dari ancaman keisengan kakak saya.  Ada satu hal yang entah kenapa sangat terkenang dibenak ibu saya. Waktu saya masih berumur beberapa bulan, kakak saya senang sekali bermain “cilukba” dengan saya, tetapi dia tidak menutup mukanya melainkan dia menutup muka saya dengan satu tangannya dan juga dengan kekuatan yang bisa dibilang berlebihan untuk seorang bayi perempuan yang masih berumur beberapa bulan.



           Pada saat saya berumur satu tahun, saya senang sekali menyanyi, maklum baru bisa berbicara. Lalu suatu hari ibu saya merekam suara saya saat saya sedang menyanyi dengan ‘mike’. Lalu ketika saya akan menyanyikan lagu yang sama, ibu saya menyalakan rekamannya tadi. Dan saya sebagai bayi yang tidak tahu apa – apa mengira bahwa itu suara orang lain, dan bilang: “DIAM!!”. Ya maklumlah anak kecil sangat tidak suka mainannya atau sesuatu kesukaanya diambil orang lain. Dan ternyata kejadian seperti ini terjadi lagi dengan saya saat saya menyetel lagu “barney” untuk sepupu saya yang masih berumur 3 atau 4 tahunan. Ia memarahi saya untuk diam karena saya tanpa sengaja ikut menyanyikan lagu tersebut.. 





 

Yang saya ingat pada saat saya berumur dua tahun, adalah suatu kejadian yang memalukan. Yaitu; menabrak kaca dimal, dan menangis layaknya seorang bayi…





 

         Pada saat saya berumur tiga tahun, saya sering sekali melakukan hal – hal bodoh yang bisa dibilang berbahaya. waktu itu saya pernah jatuh, dan membuat bibir saya jontor. Lalu ada juga kejadian yang sama yang tak bisa hilang dari benak saya. Waktu itu saya dan keluarga berkumpul di rumah nenek dan kakek saya. Disana kakak, ayah, ibu, serta nenek dan kakek saya sedang berbincang – bincang disofa depan tv. Tak jauh dibelakang sofa tersebut kira – kira satu setengah meter dari sana ada sepeda gym. Waktu itu saya naik ketempat duduk sepeda tersebut untuk menonton tv. Tetapi dari situ saya tetap tidak bisa melihat tv yang sedang dinyalakan di depan sofa tempat keluarga saya sedang berbincang, karena dihalangi oleh sofa. Akhirnya saya menaiki gagang pegangan untuk sepeda tersebut. Saat saya sampai diatas gagang tersebut, saya berdiri. Dan karena saya tidak stabil dan tidak ada pegangan untuk menstabilkan badan saya, saya jatuh kedepan dengan bunyi yang keras. Ayah dan ibu saya kaget, dan langsung bergegas ke arah saya. Anehnya pada saat itu saya tidak menangis. Mungkin karena benturan yang keras tersebut membuat saya pusing. Akibat jatuh tersebut saya mendapatkan benjol besar berwarna biru keunguan tepat diatas mata saya. Saat saya mengingat kembali pada masa itu, saya merasa takut. Karena saat saya jatuh terasa seperti menaiki roller coaster yang akan turun tanpa sabuk pengaman.


 

         Pada saat saya berumur empat tahun, saya ingat saya pernah melakukan hal yang membingungkan. Jadi watu itu saya entah kenapa saat keluar rumah, saya melihat di halaman rumah saya ada beberapa daun berjatuhan. Dan cuaca diluar sangat panas karena sudah sekitar jam dua belas-an. Tapi entah kenapa saya mengambil sapu dan mulai membersihkan halaman saya dari sedikit daun – daun yang berjatuhan. Tapi, baru beberapa menit setelah itu saya marah – marah karena kepanasan dan melempar sapu yang saya pegang dengan keras, lalu masuk kembali kedalam rumah.





           Pada saat saya berumur lima tahun, saya menduduki kelas TKB di TK ISLAM AL – IKHLAS. Pada saat itu saya sering sekali bengong bahkan lupa apa tujuan dan apa yang sedang saya lakukan. Waktu itu saya sedang bengong, dan pada saat itu entah kenapa saya dengan otomatis berdiri dari kursi dan pergi keluar. Saat keluar saya tanpa sadar bergandengan tangan dengan teman cowok sekelas saya dan mulai berjalan ke arah ayunan, perosotan, serta mainan – mainan lainnya. Tapi baru saja jalan kira – kira satu atau dua meter menuju mainan – mainan tersebut bel berbunyi dengan kencang. Dan saya tersadar kalau saya sudah diluar.lalu teman saya yang tidak jauh dari saya, menunjuk – nunjuk tangan saya. Saat saya melihat tangan saya, ternyata saya sedang bergandengan, dan saat saya melihat siapa yang saya gandeng ternyata saya sedang menggandeng tangan anak yang suka pilek dan mengelap ingusnya dengan tangan yang saya pegang, dengan gesit saya melepas tangannya dan berlari ke toilet. Setelah itu saya berpikir; “ pantas saja tanganku tiba – tiba kerasa lembab tadi, ternyata aku gandengan ama dia…”. Memang saya tadi memang rada jahat, tapi mau bagaimana lagi saya merasa jijik, saat tersadar jadi otomatis melakukan hal tersebut.






          Pada saat saya berumur enam tahun, saya baru mulai menduduki kelas satu SD di SD ISLAM AL IKHLAS. Saya mulai memakai kacamata saat saya berumur enam tahun ini. Waktu itu saya sedang duduk dikelas, kira – kira saat pelajaran baru saja dimulai. Lalu saat gurunya selesai menulis di papan tulis, entah kenapa saya tidak bisa melihat papan tulis beserta tulisannya dengan jelas. Padahal saat pelajaran sebelumya saya masih bisa melihat dengan jelas. Setelah itu saya pergi ke guru saya dan bertanya mengapa saya tidak bisa melihat dengan jelas. Dan ia menjawab untuk memeriksakan mata saya ke dokter mata. Akhirnya karena keesokan harinya  saya lupa bilang ke orang tua saya tentang mata saya, saya baru bilang kepada mereka lusanya. Setelah mendengar itu kami kedokter mata dan ternyata saya dinyatakan minus 3 dengan silinder kira – kira 2 koma – an gitu. Mungkin itu akibat saya karena jatuh dari sepeda nenek dan kakek saya waktu berumur tiga tahun.





          Pada saat saya berumur tujuh tahun, saya sangat suka sekali dengan jajan dan uang. Semenjak saya masuk SD, saya selalu diberikan uang jajan , dan pada saat itulah saya mulai terobsesi dengan yang namanya ‘uang’. Apapun hal yang orang tua saya suruh untuk saya lakukan, saya pasti akan meminta imbalan uang. Baik menyuruh saya memijat atau membelikan sesuatu di toko. Waktu itu pernah saat ibu saya sedang kecapek-an saya disuruh untuk memijatnya. Dengan cepat saya langsng berlari kekamar dimana ibu saya berada dan memijatnya. Saya memijatnya sampai ia setengah tertidur, dan dengan licik saya meminta imbalan uang berupa sepuluh ribu rupiah. Pada saat itu saya bisa beli banyak sekali permen dan jajanan – jajanan lainnya. Saya tahu sekali kalau ibu saya tidak akan fokus sehingga bisa dengan gampang meminta imbalan uang. Saya mengetahui bahwa ibu saya sangat tidak fokus saat setengah tidur, waktu saya kira – kira masih berumur tiga atau empat tahun. Waktu itu saya sering sekali meminta ibu saya untuk bercerita saat saya mau tidur. Dan waktu itu ia menceritakan tentang seekor beruang, lalu ditengah – tengah tiba – tiba dia berhenti karena tertidur. Lalu karena saya ingin tahu kelanjutannya, saya menggoyangkan badan ibu saya untuk membangunkannya, dan ia melanjutkannya denga cerita yang bertokoh utama seekor penguin. Aneh bukan? Kenapa dari beruang, tiba – tiba berubah menjadi penguin??? Semenjak kejadian itu  saya mengetahui bahwa ibu saya suka bicara ngawur saat sedang setengah tidur. Lanjut kecerita saya yang tadi, akhirnya dengan gampang ibu saya bilang untuk mengambil uang sepuluh ribu di dalam dompetnya dengan senang hati saya mengambilnya. Tapi esoknya, saya dengan bodohnya memberitahukannya tentang imbalan berupa sepuluh ribu rupiah tersebut. Akhirnya ia meminta (menyuruh) saya untuk mengembalikan sepuluh ribu rupiah tersebut, dan Ia mengganti imbalannya menjadi seribu rupiah. Sangat jauh drastis dari uang yang saya dapat sebelumnya.

                Di kelas dua ini, saya juga senang sekali dengan permen karet. Waktu itu ada kejadian permen karet tersebut menempel di rambut saya. Jadi waktu itu saya lagi enak – enak makan permen karet dengan teman – teman saya. Lalu tiba – tiba saja bel berbunyi menandakan waktu untuk memulai pelajaran, saya dan teman – teman saya cepat – cepat membuang permen karet yang sedang kami makan dan kembali ke kelas. Saat saya duduk dikelas dengan sekilas saya melihat warna pink di rambut saya. Padahal saya tidak memakai ikat rambut ataupun aksesoris rambut lainnya. Jadi saya memegang rambut saya dan melihat apa yang ada di rambut saya. Ternyata saat saya membuang permen karet saya dengan cara melepehkannya ke tong sampah, tanpa sadar sasaran saya meleset, dan jatuh ke rambut saya. Dengan panik bercampur bingung saya memberitahukan teman saya, dan menanyakan apa yang harus saya lakukan. Ada yang bersugesti untuk menggungtingnya, tapi karena tidak ada gunting, akhirnya saya harus menunggu sampai dirumah untuk menggungtingnya. Saat saya sampai dirumah sebelum menggunting rambut saya, saya menelpon ibu saya dan memberitahukan tentang permen karet tersebut. Lalu ia bilang jangan dipotong melainkan melepasnya dengan menggunakan minyak goreng. Akhirnya permen karet tersebut lepas dengan bantuan minyak goreng tersebut. Mengingat hari itu saya berpikir, sangat beruntung saya menelpon ibu saya terlebih dahulu sebelum menggunting rambut saya.


          Pada saat saya berumur delapan tahun, saya masuk ke kelas tiga SD. Dan pada saat itu saya sangat malu karena saya salah menaruh tas saya dikelas lain ( kelas 5 ). Saking malunya saya sampai menangis. Dan dengan permulaan kelas tiga saya dengan menangis, saya menjalani kelas tiga saya sebagai anak yang cengeng, diganggu dikit nangis, ya begituah. Waktu itu saya juga menangis karena saya telat dan tidak boleh mengikuti pelajaran pertama karena guru piketnya takut saya dimarahi oleh guru yang sedang mengajar kelas saya, dan ia terkenal sangat galak. Saat memasuki kelas tiga ini saya memakai seragam yang sedikit berbeda dari seragam yang sering saya pakai saat masih di kelas satu dan dua. Yang berbeda hanya roknya. Sekarang saya harus memakai rok panjang. Waktu pertama kali saya memakainya saya nyaris jatuh ditangga karena saya dengan seenaknya main naik keatas tanpa mengangkat sedikit rok saya agar tidak keserimpet dan jatuh. Akhirnya saya mengetahui trik tersebut dari mbak – mbak yang lewat dan menyuruh saya untuk mengangkat rok saya sedikit… waktu kelas tiga ini juga saya baru mulai belajar bahasa inggris. Dan bisa dibilang saya sangat buruk dengan pelajaran tersebut. Saya juga mulai mengenal dan mengoleksi kartu pokemon pada umur ini.




          Dari kelas dua SD sampai sekarang, saya selalu pergi keluar kota saat lebaran. Padahal kampung halaman saya adalah Jakarta, kota yang sudah saya tinggali sejak saya lahir ke muka bumi ini. Tapi entah kenapa saya dan keluarga saya selalu pergi ke solo, sampai – sampai saya hafal dengan tempat – tempat disana. Dan anehnya lagi saya lebih menyukai solo dibandingkan dengan kota tempat tinggal saya seumur hidup itu. Mungkin Karena di solo masih banyak hijau – hijauan. Dan barang – barang disana lebih murah, plus makanannya enak – enak. Kalau pergi ke sana saya suka sekali beli kaset – kaset game ps satu yang sudah langka di Jakarta. Komik – komik lama juga ada banyak disana, murah pula. 



          Pada saat saya berumur dua belas – empat belas tahun saya menduduki bangku SMP di SMP ISLAM AL IKHLAS. Di bangku smp ini saya untuk pertama kalinya pergi ke luar negeri, yaitu hongkong. Tapi entah kenapa disana saya kehilangan ( alias tertinggal ) banyak barang. 




          Pada saat saya berumur lima belas tahun, saya menduduki kelas sepuluh di SMA LABSCHOOL KEBAYORAN. Saya kira – kira berumur lima belas tahun seminggu sebelum pra – TO. Saat saya mendapat kabar bahwa saya diterima masuk ke SMA LABSCHOOL KEBAYORAN saya menangis, dan memohon – mohon agar saya tidak dimasukkan kesana. Karena saya melihat kakak saya yang selalu banyak acara dan kecapekan setelah bersekolah disana. Apalagi setelah mendengar adanya lari pagi. Saya sangat menolak pergi bersekolah disana. Tapi ibu saya bersih keras agar saya bersekolah disana. Kakak saya sih dengan gampangnya hanya senyum – senyum disamping dan bilang; “ayo, ayo, rasakan penderitaan kakak!! Muahaahha”. Akhirnya karena saya tidak bisa ( dan tidak akan pernah ) menang melawan ibu saya, saya masuklah kesana. Waktu saya merasakan MOS, saya merasakan bahwa sekolah ini sangat beda jauh dengan smp saya yang sangat santai. Disini sangat disiplin. Apalagi lari paginya, saya sangat tidak kuat melakukannya… tapi kalau saya liat sekarang dulu karena saya tidak kenal siapa – siapa saya selalu lari non – stop. Tapi entah kenapa sekarang saya sangat kecapekan untuk lari seperti itu. Mungkin karena semakin tua kali ya? Tapi semenjak saya masuk labschool asma saya tidak pernah kambuh lagi. Di kelas sepuluh ini ada lima kegiatan yang sudah saya jalani, yaitu; MOS, pesantren, pra – TO, TO, dan BINTAMA.
                Waktu pesantren saya di hari kedua kalau tidak salah saya mimisan. Mungkin karena badan saya tidak fit karena lagi puasa dan disuruh mengikuti outbond gitu. Jadi pas sekali setelah  azan dan mau buka puasa tiba – tiba saja saya mimisan. Padahal saya baru saja memakan segigit risol saya… lalu saat mau tidur saya juga mimisan lagi. Jadi mau tidak mau saya harus ke toilet. Akhirnya saya ke toilet lantai tiga. Tapi baru beberapa menit saya disana, saya merasa takut dan sedikit merinding. Karena saya baru sadar bahwa tidak ada siapa – siapa di bagian dekat kamar mandi di lantai tiga dan lampu di depan kamar mandi sudah dimatikan semua. Dan saat saya melihat kaca kamar mandi saya jadi membayangkan yang aneh – aneh seperti contohnya ada mbak kunti yang muncul di belakang saya. Saking paranoidnya saya menutup hidung saya dengan tangan, dan berjalan setengah lari kembali ke ruang fisika yaitu kamar kelompok saya. Sampai di sana saya meminta tissue dan tidur dengan keadaan kedua hidung di sumpel dengan tissue… pada malam terakhir saya disana, saya dan anak – anak angkatan saya dipertemukan dengan orang tua kami. Pada saat itu saya merasa ingin pulang saat itu juga, seperti kakak saya yang melakukan hal tersebut dulu. Tapi karena saya anak yang baik ( permintaan pulang saya ditolak oleh orang tua saya ) jadi saya tetap disana. Untungnya esoknya tidak banyak kegiatan hanya mendengarkan mereka menutup acara ini…
                Saat pra – TO, saya merasa bahwa acara ini tidak separah MOS. Tapi kalau diliat sekarang sih sama saja. Mungkin karena waktu itu saya selalu berada didalam hall, jadi saya tidak terlalu memperhatikan. Di acara ini saya sangat suka ‘siaga tongkat’. Tapi pada hari pertama, tongkat saya selalu tertangkap… maaf ya teman kelompok saya… tapi hari kedua tidak separah yang pertama. Tongkat saya hanya terebut sekali. Tapi pada siaga tongkat ini ketua kelompok saya cedera… lalu ada juga ‘barikade’. Sampai sekarang saya masih tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan barikade tersebut… dan pada saat ini saya hanya mengikuti teman satu angkatan saya saja… maaf saya tidak membantu…
                Saya sangat membenci acara yang bernama TO. Karena acara tersebut memberikan kami tugas. Dan harus mempresentasikannya. Jujur saya sangat tidak bisa berbicara di depan umum. Jadi saya sangat membenci tugas – tugas yang berbau presentasi, dan berbicara di depan. Padahal kalau acara ini tidak ada tugas tersebut, saya akan dengan senang hati dan sangat enjoy melakukan acara ini.
                BINTAMA adalah acara yang sangat saya sukai! Karena tidak ada tugas apapun yang harus saya lakukan disana. Saya juga bisa mandi nyaris tiap hari. Beda dengan acara yang lain, dimana saya hanya bisa mandi kira – kira dua atau satu kali dalam seminggu… disini kopasusnya juga baik – baik dan kocak. Jalan juga tidak harus tergesa – gesa yang penting serempak. Saat waktu istirahat saja saya masih bisa tidur. Makanannya juga enak – enak. Sampai – sampai saat sebelum makan siang anak – anak sudah mulai berpikir tentang makanan apa yang akan disajikan nanti. Tapi sayangnya murid – murid tidak diperbolehkan mencoba untuk menembak. Padahal saya sangat ingin mencobanya. Betapa irinya hati saya saat melihat beberapa guru di berikan kesempatan untuk mencoba nya…. Saya juga mencoba makan ular. Rasanya aneh seperti campuran ikan dan ayam. Tapi setelah itu malamnya saya merasa pusing – pusing seperti kebanyakan energy. Di tempat duduk saya tidak bisa berhenti gerak – gerak. Baik itu memajukan badan ke depan, atau kebelakang






          Saat kelas 2 SMA saya berhasil masuk IPA, dan masuk ke kelas XI IPA 1. Saat kelas dua ini saya mamiliki banyak libur yang dengan senang hati saya terima dengan tangan terbuka! Tetapi pelajarannya sangat susah, dan mayoritas menyebalkan. 

          Untuk masa depan saya, saya pastinya ingin lulus SMA bersama dengan teman - teman satu angkatan saya, dengan nilai yang bagus. Setelah itu saya ingin sekali bisa masuk ke ITB jurusan arsitektur atau design (terserah design apa aja boleh). Untuk seterusnya saya ingin bisa mendapatkan pekerjaan yang bisa saya enjoy tanpa membebani diri saya sendiri, lalu hidup dengan nyaman dan tentram. Kalau urusan berkeluarga saya serahkan saja kepada Allah, tapi saya ingin punya suami yang bisa melebihi saya dari segi akademis dan keuangan.


Periodesasi :
1994 : lahir di Jakarta, tanggal 2 Oktober 1994
1997 : masuk playgroup kembang, di kemang
1998 : masuk TK ISLAM AL IKHLAS
2000 : lulus dari TK ISLAM AL IKHLAS, dan meneruskan ke SD ISLAM AL IKHLAS
2006 : lulus dari SD ISLAM AL IKHLAS, dan melanjutkan ke SMP ISLAM AL IKHLAS
2009 : lulus dari SMA ISLAM AL IKHLAS, dan melanjutkan ke SMA LABSCHOOL KEBAYORAN
2012 : lulus dari SMA LABSCHOOL KEBAYORAN, dan masuk ITB jurusan arsitektur
2016 : lulus S1 dan mendapat pekerjaan yang baik, sesuai dengan minat yang diinginkan





0 comments:

Post a Comment

 

Design modified by mugimunteng | Basic Design by Dzignine in Collaboration with Trucks, SUV, Kidney Stones