otakatikawas!

otakatikawas!

Saya dan Tokoh Sejarah

|

Tokoh sejarah yang saya wawancara adalah kakek saya sendiri. Kakek saya bernama lengkap Nurhay Abdurahman. Namun kami (cucunya) selalu memanggil beliau dengan sebutan Papi. Papi Lahir di Jakarta pada tanggal 1 Oktober 1934. Dari pasangan Abdurahman dan Ni'mah.

Beliau berprofesi sebagai dokter jantung. Perjalanan papi untuk menjadi dokter tergolong sangat cemerlang. Pada tahun 1961 beliau menyelesaikan gelar dokter umum di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan kemudian menggambil spesialisasi penyakit dalam di universitas yang sama dan selesai pada tahun 1966. Kemudian beliau mendapatkan full beasiswa di universitas toronto, Kanada, untuk memperdalam ilmu di bidang Kardiologi atau jantung. Dan menyelesaikan studinya di luar negeri tersebut pada tahun 1971. Dan alhamdulillah pada tahun 1999, papi mendapat gelar Professor. Sehingga kami, para cucunya, mengubah sedikit panggilan terhadap kakek kami tercinta, menjadi, papi prof.

Sebelum berumur 70 tahun beliau aktif praktif di RS Medistra, RS Jakarta, poliklinik BRI, RS Islam, RSCM dan RS MMC. Namun karena kondisi fisik yang sudah semakin tua, kini beliau hanya praktik di MMC dan RS Islam.

Papi termasuk dokter jantung terbaik pada masanya. Papi pernah merawat dan merupakan dokter pribadi bagi beberapa tokoh sejarah seperti Bung Hatta, M Natsir, Hamengkubuwono XI, Syafrudin Prawiranegara, BJ Habibie. Hubungan beliau dengan BJ Habibie sangat baik, karena papi dan Alm. Hasri Ainun Habibie merupakan teman dekat danjuga rekan satu angkatan selama di FKUI tahun kelulusan 1961. Papi juga diberi kepercayaan untuk ikut sebagai dokter yang menjaga, sewaktu BJ Habibie naik haji, dimasa BJ Habibie menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Selain itu papi merupakan dokter yang menggunakan alat pacu jantung pertama di Indonesia. Dan alhamdulillah pasien yang menjadi "orang yang di uji menggunakan pacu jantung" pertama di indonesia masih hidup hingga saat ini. Dan lagi sebelum berumur 70, papi menjadi dosen di FKUI.

Karena papi lahir pada tahun 1934, banyak peristiwa sejarah yang beliau saksikan, di bawah ini akan saya jelaskan sesuai dengan perisitwa-nya masing masing. Sesuai dengan keterangan beliau.

Pertama, papi sebagai saksi peristiwa rengasdengklok.
Peristiwa rengasdengklok adalah peristiwa dimana Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diculik oleh golongan muda dengan tujuan agar Ir. Soekarno sesegera mungkin melaksanakan kemerdekaan Indonesia. Eyang buyut Abdurahman adalah seorang Wedana di Rengasdengklok, karawang pada masa itu. Sehingga pada saat peristiwa rengasdengklok berlangsung papi sedang berada di rengasdengklok. papih pada saat
itu masih berumur 10 tahun, menyaksikan Soekarno di bawa ke Rengasdengklok oleh para Pemuda. "kenapa ada ramai ramai yg lewat di depan" ungkapnya menggambarkan suasana hati disaat itu.

Kemudian, Setelah kemerdekaan, papih tinggal di penjambon, pada saat itu penjambon merupakan daerah dimana konsentrasi pemuda pemuda pembela republik berkumpul, menurut saksi papi, diseberang daerah pemukiman pejambon adalah batalion 10 tentara belanda. Jadi pada saat setelah kemerdekaan, tentara yg masih ada di batalion, melakukan pengeboman ke daerah pejambon dimana terdapat konsentrasi pemuda.
Lalu menjadi korban pengeboman hingga hangus terbakar. Sehingga papi harus mengungsi ke sukabumi.

Menjelang smp dimana papi diungsikan di sukabumi demi keamanan, eyang buyut abdurahman diberi tugas pemerintahan di Jogja.
Selain itu papi semasa sd berbau belanda, di daerah juanda.

Beliau pernah mengalami pembelajaran sekolah dibawah kurikulum jepang dan kurikulum belanda. Oleh karena itu beliau fasih berbahasa jepang dan belanda. Kata beliau pada masa penjajahan jepang, budaya pendidikan jauh lebih disiplin. Beliau bercerita bahwa sebelum masuk kelas murid murid diwajibkan berbaris di lapangan dan melakukan ojigi atau membungkukan badan menghadap matahari karena menghornati dewa matahari sesuai kepercayaan jepang. Bagi murid yang tidak mau melakukan ojigi terhadap matahari akan dipukuli oleh orang-orang jepang.

Sekian cerita dan biografi singkat mengenai kakek saya, sebelumnya maaf atas keterlambatan pengumpulan dikarenakan kondisi beliau sedang tidak baik sehingga kurang tepat untuk diwawancarai. Mengenai bukti bukti foto beliau pada masa masa itu pun sudah sulit dicari karena papi sempat berpindah pindah rumah beberapa kali sehingga lupa tempat menaruh dokumen dokumen tersebut. Terima kasih.

3 comments:

{ Rumah Pemikiran dan Peradaban } at: January 31, 2014 at 7:22 AM said...

assalamu'alaikum.
Sangat menarik membaca sejarah singkat kakek anda. saya baru teringin browsing nama beliau melalui google setelah hari ini menemukan nama beliau di buku bacaan saya. yang saya temui beliaulah dokter satu-satunya yang bisa didengarkan oleh salah satu tokoh Nasional (Kasman Singodimejo). sangat menarik untuk di interview lebih lanjut :) apakah beliau sehat sekarang2 ini? semoga bliau tetap sehat

{ emjohan } at: March 6, 2020 at 3:27 PM said...

innalillaahi wainna iliahi rojiuun.. turut berduka atas wafatnya Prof Nurhay, semoga beliau diampuni dosa2nya dan diterima amal ibadahnya. aamiin yaa robbal alamiin 🙏

{ Unknown } at: March 7, 2020 at 4:07 AM said...

Beliau sangat baik pada.semua orang apalagi kami murid muridnya
Betul betul Guru yg bisa di gugu dan ditiru. Besar karena kebaikan hatinya

Post a Comment

 

Design modified by mugimunteng | Basic Design by Dzignine in Collaboration with Trucks, SUV, Kidney Stones