KESULITAN
Sekali lagi,guru sejarah kami memberikan tugas yang menurut saya agak memusingkan untuk dikerjakan, bagaimana tidak? Kami harus mewawancarai seorang tokoh sejarah yang mempunyai andil bagi negeri kita yang tercinta ini,yaitu Indonesia. Saat diberikan tugas itu, saya bingung sekali siapakah tokoh yang akan saya wawancarai, karena saya sama sekali tidak tahu apakah ada orang dai keluarga saya yang menjadi tokoh sejarah, akhirnya tugas ini pun terbengkalai cukup lama,kira kira 2 minggu dari deadline yang disediakan oleh guru kami, sampai akhirnya guru sejarah kami menegur satu kelas kami hampir semuanya tidak mengerjakan,hanya tiga orang saja yang selesai tepat waktu pada deadline nya. Ketika guru kami menegur, saya semakin bingung dan pasrah akan tugas yang kedua ini. Kemudian saya memutuskan untuk berdiskusi dengan teman teman sekelas saya mengenai siapa tokoh yang akan saya wawancarai, akhirnya, setelah berdiskusi cukup lama, saya diberi tahu oleh teman saya mengapa tidak mewawancarai orang tua saya saja? Alasan utama dari teman teman saya adalah karena orang tua saya merupakan saksi dari peristiwa yang sangat menghebohkan dan memilukan bagi bangsa ini,yaitu peristiwa semanggi dan tragedi trisakti pada tahun 1998 yang berawal dari krisis moneter yang menimpa Indonesia pada masa itu. Oleh karena itu saya memutuskan untuk mewawancarai Ayah saya tentang kerusuhan kerusuhan yang terjadi pada masa itu.
Sebelumnya saya akan menuliskan sedikit dari masing masing peristiwa penting yang terjadi pada masa itu.
TRAGEDI TRISAKTI
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada 12 Mei 1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka. Mereka yang tewas adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, leher, dan dada.
Latar belakang dan kejadian
Ekonomi Indonesia mulai goyah pada awal 1998, yang terpengaruh oleh krisis finansial Asia. Mahasiswa pun melakukan aksi demonstrasi besar-besaran kegedung DPR/MPR, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka melakukan aksi damai dari kampus Trisakti menuju gedung DPR/MPR pada pukul 12.30. Namun aksi mereka dihambat oleh blokade dari Polri--militer datang kemudian. Beberapa mahasiswa mencoba bernegosiasi dengan pihak Polri.
Akhirnya, pada pukul 17.15 para mahasiswa bergerak mundur, diikuti bergerak majunya aparat keamanan. Aparat keamanan pun mulai menembakkan peluru ke arah mahasiswa. Para mahasiswa panik dan bercerai berai, sebagian besar berlindung di universitas Trisakti. Namun aparat keamanan terus melakukan penembakan. Korban pun berjatuhan, dan dilarikan ke RS Sumber Waras.
Satuan pengamanan yang berada di lokasi pada saat itu adalah Brigade Mobil Kepolisian RI, Batalyon Kavaleri 9, Batalyon Infanteri 203, Artileri Pertahanan Udara Kostrad, Batalyon Infanteri 202,Pasukan Anti Huru Hara Kodam seta Pasukan Bermotor. Mereka dilengkapi dengan tameng, gas air mata, Styer, dan SS-1.
Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam, hasil otopsi menunjukkan kematian disebabkan peluru tajam.
KERUSUHAN MEI
Kerusuhan Mei 1998 adalah kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada 13 Mei - 15 Mei 1998, khususnya di ibu kota Jakarta namun juga terjadi di beberapa daerah lain. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998.
Pada kerusuhan ini banyak toko-toko dan perusahaan-perusahaan dihancurkan oleh amuk massa — terutama milik warga Indonesia keturunan Tionghoa. Konsentrasi kerusuhan terbesar terjadi di Jakarta, Bandung, dan Surakarta. Terdapat ratusan wanita keturunan Tionghoa yang diperkosa dan mengalami pelecehan seksual dalam kerusuhan tersebut. Sebagian bahkan diperkosa beramai-ramai, dianiaya secara sadis, kemudian dibunuh. Dalam kerusuhan tersebut, banyak warga Indonesia keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia. Tak hanya itu, seorang aktivis relawan kemanusiaan yang bergerak di bawah Romo Sandyawan, bernama Ita Martadinata Haryono, yang masih seorang siswi SMU berusia 18 tahun, juga diperkosa, disiksa, dan dibunuh karena aktivitasnya. Ini menjadi suatu indikasi bahwa kasus pemerkosaan dalam Kerusuhan ini digerakkan secara sistematis, tak hanya sporadis. Amuk massa ini membuat para pemilik toko di kedua kota tersebut ketakutan dan menulisi muka toko mereka dengan tulisan "Milik pribumi" atau "Pro-reformasi".
Peristiwa ini mirip dengan Kristallnacht di Jerman pada tanggal 9 November 1938 yang menjadi titik awal penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi dan berpuncak pada pembunuhan massal atas mereka di hampir seluruh benua Eropa oleh pemerintahan Jerman Nazi.
Sampai bertahun-tahun berikutnya Pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apapun terhadap nama-nama besar yang dianggap provokator kerusuhan Mei 1998. Bahkan pemerintah mengeluarkan pernyataan berkontradiksi dengan fakta yang sebenarnya yang terjadi dengan mengatakan sama sekali tidak ada pemerkosaan massal terhadap wanita keturunan Tionghoa disebabkan tidak ada bukti-bukti konkret tentang pemerkosaan tersebut.
Sebab dan alasan kerusuhan ini masih banyak diliputi ketidakjelasan dan kontroversi sampai hari ini. Namun demikian umumnya orang setuju bahwa peristiwa ini merupakan sebuah lembaran hitam sejarah Indonesia, sementara beberapa pihak, terutama pihak Tionghoa, berpendapat ini merupakan tindakan pembasmian terhadap orang Tionghoa.
BIODATA & WAWANCARA
Ayah saya bernama Tata M. Tafip,beliau lahir di Garut, pada tanggal 09 Januari 1965, menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di Garut, ayah saya kemudian melanjutkan pendidikan nya di Institut Teknologi Bandung jurusan Geologi. Kemudian mendapatkan perkejaan di Pertamina. Pada awalnya ayah saya bertugas di Plaju, Sumatera Selatan,namun pada tahun 1997 ayah saya di pindah tugaskan ke Jakarta, Saya pun ikut menyusul beliau pada tahun 1998. Menurut ayah saya,1998 adalah masa yang paling mencekam yang pernah dia alami,bagaimana tidak? Beragam peristiwa sepeti yang sudah saya jelaskan sebelumnya membuat keadaan menjadi tidak kondusif,kekacauan dimana-mana. Pembakaran dan pemblokiran jalan terjadi disetiap jalan-jalan di Jakarta. Waktu itu,ayah saya bekerja di Pertamina yang mana terletak sangat dekat dengan pusat kerusuhan, Monas. Kantor beliau terletak di jalan merdeka timur. Bayak bangunan yang dibakar dari arah utara gedung tempat ayah saya bekerja. Waktu itu ayah saya dan kolega kerja nya mengamati perkembangan yang terjadi melalui jendela kantornya dan dari radio yang menyiarkan perkembagan terkini. Ayah saya bercerita “waktu itu,ga jelas kita,orang kantoran mau pulang jam berapa? Bos ayah masih harus menunggu keputusan dari atasan nya. Padahal waktu itu ibu kamu lagi hamil 6 bulan,sampai akhirnya ayah harus berantem sama bos ayah biar ibu kamu bisa pulang,soalnya kalo diatas jam 5,angkutan umum harus masuk pool mereka masing masing”. Akhirnya ayah saya bersama ibu saya memutuskan untuk meninggalkan kantor pada pukul 12 siang,dengan menaiki bus “steady safe” yang menju lebak bulus,ciputat kemudian melanjutkan perjalanana menuju Pondok Indah,tepatnya jalan kartika alam III menggunakan taksi. Sesampai nya di Pondok Indah,tetangga-tetangga yang ada di sekitar rumah mengadakan rapat untuk membahas masalah keamanan terutama di daerah Pondok Indah,karena pada saat itu,pembakaran sudah di lakukan oleh massa sampai dengan gedung aquarius yang ada di jalan arteri pondok indah. “waktu itu Cuma Pondok Indah Mall yang nggak dibakar sama massa,karena dijagain sama marinir,padahal mall lain udah pada abis dibakar bang” kata ayah saya, akhirnya dari rapat itu diputuskan lah untuk mebentuk suatu lembaga swadaya masyarakat yang bertugas untuk berjaga-jaga dan melakukan ronda di sekitar daerah Pondok Indah.
Ayah saya juga bercerita bagaimana tentang keadaan ekonomi pada masa itu, beliau berkata bahwa pada awal 1998, 1 dollar Amerika setara dengan 2400an rupiah,namun kemudian melonjak tajam hingga mencapai 17.000an rupaih per dollar Amerika,hal ini membuat harga harga barang dan sembako naik tiga lipat, yang berakibat pada tingginya tingkat kriminal pada masa itu. Penjarahan dan pencurian lazim dilakukan oleh orang orang pada masa itu karena mereka butuh unag untuk bertahan hidup. Gedung-gedung dibakar untuk kemudian diambil barang yang ada di gedung tersebut yang di anggap berharga bagi orang orang. Salah satu gedung yang menjadi korban adalah Plaza Pakubuwono yang terletak di Velbak, gedung tersebut dihancurkan dinding dan jendelanya,kemudian orang orang berlomba untuk mengambil apa saja yang ada di dalam gedung tersebut,setelah itu gedung tersebut di bakar oleh massa. Tidak hanya pada gedung gedung,penjarahan dan pencurian mereka lakukan kepada siapa saja,terutama kepada para etnis cina yang ada di Jakarta,om saya sempat menjadi salah satu korban,ketika itu om saya yang berwajah sedikit mirip dengan orang etnis cina pada kebanyakan sedang berjalan di jalanan untuk melihat perkembangan yang terjadi secara langsung,namun yang terjadi malah om saya di didekati oleh sekelompok orang tak dikenal yang kemudian memalaki om saya,kepada mereka om saya tidak mengakui bahwa dia adalah etnis cina,namun mereka tidak percaya,lalu om saya menjelaskan panjang lebar bahwa dia adalah bukan keturunan dari etnis cina ataupun tionghoa yang ada di Jakarta,kemudia om saya langsung kabur menebus kerumunan orang orang dan langusung kembali ke Pondok Indah. Akhirnya kerusuhan mulai reda ketika presiden Republik Indonesia pada saat itu,Soeharto memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden, ayah saya dan ibu saya menyaksikan dari layar kaca peristiwa yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia ini. Kemudian setelahnya menurut ayah saya,keadaan di Jakarta bernagsung stabil dan mulai kondusif,namun efek dari kerusuhan tersebut masih ada,yaitu harga dollar yang masih tinggi,meskipun stabil,tetapi tetap berada di angka yang tiggi yaitu sekitar 9000an rupiah per dollar amerika.
Sekian dari saya terimakasih.
1 comments:
WhatsApp 085 244 015 689
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D
Post a Comment