Oleh: Yoga Widyakrisna XI IPA 1
Salah satu Permainan Tradisional Indonesia |
"Apa saja sih permainan tradisional milik Indonesia??". Itulah yang terpikir di benak otak saya, penasaran akan kekayaan budaya Indonesia yang menarik. Dan dari pemikiran itulah, muncul niat saya untuk berkunjung ke Museum Nasional sepulang sekolah bersama dengan teman-teman saya. Perjalanan menuju sana cukup melelahkan, dimulai dari sekolah Labschool Kebayoran menaiki angkutan umum Bus Metro Mini jurusan 72, kemudian dengan Bus Transjakarta (lebih terkenal dengan sebutan Busway) hingga di depan Museum Nasional itu sendiri.
Museum Gajah |
Museum Nasional Republik Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Museum Gajah dikarenakan terdapat monumen gajah pemberian raja Thailand di depan halamannya yang menjadi simbol museum ini. Museum ini terletak di Jakarta Pusat, persisnya di Jalan Merdeka Barat 12. Museum ini mengoleksi benda-benda kuno yang ditemukan di seluruh Indonesia seperti arca-arca kuno, prasasti, dan barang kerajinan lainnya. Salah satunya adalah benda-benda Permainan Tradisional Khas Indonesia.
PERMAINAN TRADISIONAL INDONESIA
1. Congklak
Permainan Congklak |
Congklak adalah suatu jenis permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh indonesia.Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan. Congklak memiliki nama yang berbeda-beda di berbagai daerah,di malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congklk dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan melayu. Di jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Selain itu di lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama mokaotan, maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut mancala. Permainan ini merupakan salah satu permainan favorit saya saat masih duduk di bangku TK, sungguh amat menyenangkan saya bisa mengenal dan memainkan permainan ini. Menurut saya permainan ini bisa dibilang permainan yang melatih ketangkasan dan kecermatan anda dalam mengambil cangkang kerang kemudian melepaskannya di lubang yang berbeda. Apabila anda menaruh cangkang di lubang yang salah, maka anda akan terkena hukuman. Saya sendiri tidak tahu hukuman yang sebenarnya itu apa, tetapi saya dan kakak menyepakati hukumannya jika salah menaruh cangkang berarti cangkang itu menjadi milik musuh.
2. Gasing
Orang asing yang mencoba permainan Gasing |
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkeseimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.
Gasing dapat dibedakan menjadi gasing adu bunyi, adu putar dan adu pukul. Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
Gerakan Gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki (paksi) dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah. Gasing merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara, walaupun sejarah penyebarannya belum diketahui secara pasti. Di wilayah Pulau Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau, permainan gasing telah ada jauh sebelum penjajahan Belanda. Sedangkan di Sulawesi Utara, gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dilakukan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar. Permainan gasing dapat dilakukan secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi, menurut kebiasaan di daerah masing-masing. Hingga kini, gasing masih sangat populer dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan warga di kepulauan Rian rutin menyelenggarakan kompetisi. Sementara di Demak, biasanya gasing dimainkan saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Masyarakat Bengkulu ramai-ramai memainkan gasing saat perayaan Tahun Baru Islam, 1 Muharram. Sayangnya permainan ini tidak terkenal di daerah tempat tinggal saya, hanya sedikit yang memainkan (lebih tepatnya mungkin melestarikan) permainan Gasing ini.
Gerakan Gasing berdasarkan efek giroskopik. Gasing biasanya berputar terhuyung-huyung untuk beberapa saat hingga interaksi bagian kaki (paksi) dengan permukaan tanah membuatnya tegak. Setelah gasing berputar tegak untuk sementara waktu, momentum sudut dan efek giroskopik berkurang sedikit demi sedikit hingga akhirnya bagian badan terjatuh secara kasar ke permukaan tanah. Gasing merupakan salah satu permainan tradisional Nusantara, walaupun sejarah penyebarannya belum diketahui secara pasti. Di wilayah Pulau Tujuh (Natuna), Kepulauan Riau, permainan gasing telah ada jauh sebelum penjajahan Belanda. Sedangkan di Sulawesi Utara, gasing mulai dikenal sejak 1930-an. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Biasanya, dilakukan di pekarangan rumah yang kondisi tanahnya keras dan datar. Permainan gasing dapat dilakukan secara perorangan ataupun beregu dengan jumlah pemain yang bervariasi, menurut kebiasaan di daerah masing-masing. Hingga kini, gasing masih sangat populer dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia. Bahkan warga di kepulauan Rian rutin menyelenggarakan kompetisi. Sementara di Demak, biasanya gasing dimainkan saat pergantian musim hujan ke musim kemarau. Masyarakat Bengkulu ramai-ramai memainkan gasing saat perayaan Tahun Baru Islam, 1 Muharram. Sayangnya permainan ini tidak terkenal di daerah tempat tinggal saya, hanya sedikit yang memainkan (lebih tepatnya mungkin melestarikan) permainan Gasing ini.
3. Kelereng
Berbagai macam koleksi Kelereng |
Kelereng (atau dalam bahasa jawa disebut nèkeran) adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca, tanah liat, atau agate. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam. Umumnya ½ inci (1.25 cm) dari ujung ke ujung. Kelereng dapat dimainkan sebagai permainan anak, dan kadang dikoleksi, untuk tujuan nostalgia dan warnanya yang estetik. Inilah permainan legenda yang menurut saya masih merakyat dan populer di kalangan anak kecil. Sampai saat ini, menit ini, dan detik ini saya masih sering melihat anak-anak bermain kelereng,atau mereka biasa menyebutnya gundu. tidak jarang pula saya melihat anak-anak yang mengoleksi berbagai macam kelereng. Mulai dari yang kecil hingga besar, mulai dari yang warnanya terang hingga gelap, mulai dari yang terlihat mencolok dan terlihat pada umumnya.
4. Egrang
Egrang dengan bahan Bambu |
Egrang atau jangkungan adalah galah atau tongkat yang digunakan seseorang agar bisa berdiri dalam jarak tertentu di atas tanah. Egrang berjalan adalah egrang yang diperlengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri, atau tali pengikat untuk diikatkan ke kaki, untuk tujuan berjalan selama naik di atas ketinggian normal. Di dataran banjir maupun pantai atau tanah labil, bangunan sering dibuat di atas jangkungan untuk melindungi agar tidak rusak oleh air, gelombang, atau tanah yang bergeser. Jangkungan telah dibuat selama ratusan tahun. Terdapat beberapa jenis Egrang, yaitu Egrang Pegangan, Egrang Pasak, Egrang drywall, dan Egrang Pegas. Egrang di Indonesia biasa dimainkan / dilombakan saat Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus. Egrang dengan versi lain juga dimainkan pada saat upacara Sunatan. Permainan ini juga merupakan permainan melegenda dan masih sering terlihat di masa sekarang, bahkan ada yang memainkannya di sirkus sebagai hiburan bagi para penontonnya.
5. Galah Asin (Gobak Sodor)
Skema bermain Gobak Sodor |
Galah asin, galasin, atau gobak sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
kalau di makassar permainan ini bernama Main Asing. seorang pemain bertindak sebagai peluncur (kapten). permainan ini seru melatih ketangkasan, strategi, kecepatan, dan kecerdikan. Permainan ini sempat dijadikan lomba di sekolah kakak saya, dan waktu itu kakak saya lah pemenangnya. Walaupun saya tidak terlalu mengerti bagaimana cara bermainnya waktu itu, saya tetap merasa bangga karena pernah mengenal permainan ini.
Foto saya dengan berbagai koleksi Permainan Tradisional Indonesia di Museum Gajah |
Inilah permainan-permainan yang..... Mungkin menurut saya telah terlupakan oleh beberapa orang di masa teknologi atau masa modern. Saya pun merasa agak malu apabila ada salah satu permainan khas indonesia yang saya tidak ketahui. Terima kasih untuk Museum Nasional Republik Indonesia (Museum Gajah) karena telah membantu saya untuk lebih mengetahui apa saja Permainan Tradisional Khas Indonesia. Walaupun sebenarnya saya masih penasaran, "Dari mana kah permainan-permainan ini berasal?" Siapa pencipta permainan-permainan ini?" Mungkin untuk waktu berikutnya saya akan telusuri lebih lanjut mengenai Permainan Tradisional Khas indonesia ini. Sungguh sangat disayangkan permainan-permainan ini jarang terlihat, atau bahkan tidak pernah terlihat lagi. Semoga permainan Tradisional ini tetap ada di Indonesia, dan hanya berasal dari Indonesia, tidak dari negara lain
0 comments:
Post a Comment