Masa Balita:
Lahir di Jakarta pada hari Senin tanggal 18 April 1994 sore hari pukul 17.15 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah. Saya, bayi perempuan dengan berat 3,4 kg dan panjang 50 cm adalah anak pertama dari pasangan Maria Ulfah dan Bambang Suprihatin. Saya diberi nama Eka Hastari, dimana Eka artinya satu dan hasta artinya delapan , sehingga arti nama saya merefleksikan tanggal lahir saya. Nama dengan arti yang unik dan saya bangga. Karena saya lahir dengan cara normal, beberapa hari kemudia saya sudah bisa dibawa pulang ke rumah saya yang bertempat di Jl. Mertilang di daerah bintaro.
Namun saya tidak lama tinggal di Jakarta, pada umur 2 tahun karena pekerjaan ayah maka saya, ibu, dan ayah pindah ke kota Solo. Setahun kemudian, adik saya lahir pada tanggal 3 Februari tahun 1997. Adik saya ini perempuan juga dan bernama Dian Auliya. Saya menjalani pendidikan di Solo dari kelompok bermain di Tadikapuri dan melanjutkan taman kanak-kanak di TK Eka Puri Mandiri. Ketika saya duduk di bangku TK a, saya mengikuti ekstrakurikuler menari dan drum band. Dalam ekskul menari, saya sampai pernah tampil di stasiun televise TVRI. Sedangkan drum band, saya adalah kandidat untuk mayoret, bersaing dengan satu teman saya. Namun karena pekerjaan ayah lagi yang akan pindah ke kota Batam, maka akhirnya saya tidak dapat menjadi mayoret dan harus segera mengurus kepindahan.
Masa TK-SD:
Akhirnya, saya melanjutkan pendidikan TK b di kota Batam, tepatnya di TK Negri Pembina. Ketika kecil saya termasuk siswa yang rajin dan cukup pandai, saya selalu datang ke sekolah tepat waktu dan semangat menyelesaikan tugas yang diberikan guru di TK. Kebetulan rumah saya tidak terlalu jauh, namun agar saya lebih bersosialisasi maka ibu saya memutuska saya untuk ikut mobil antar jemput untuk pergi ke sekolah. Saya melanjutkan pendidikan sekolah dasar saya di SDN 007. Sekolah dasar tersebut merupakan sekolah dasar yang cukup ungulan. Di sekolah dasar tersebut saya memilih ekstrakurikuler menari lagi dan saya cukup berprestasi dalam ekstrakurikuler ini. Saya sering ditunjuk oleh guru untuk tampil bersama kakak-kakak kelas saya. Prestasi saya tidak buruk, sehingga teman-teman saya cukup mempercayakan saya sebagai ketua kelas ketika saya duduk di kelas 2 sd. Ketika duduk di sekolah dasar pun saya cukup mudah bergaul dengan kakak-kakak kelas saya sehingga saya tidak merasa kesulitan dalam hal pergaulan dan dekat dengan kakak-kakak kelas.
Namun sekali lagi karena pekerjaan ayah saya, saya harus pindah sekolah. Cukup berat rasanya harus berpindah-pindah waktu kecil karena saya mudah akrab dan sulit berpisah dengan teman-teman yang sudah dekat. Kali ini kepindahan ayah saya ke kota Jakarta. Akhirnya dengan berat hati saya meninggalkan kota batam dan melanjutkan pendidikan sekolah dasar di Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, keluarga saya memutuskan untuk membeli rumah di daerah yang sama dengan salah satu bude saya, yaitu di Taman Rempoa Indah. Lalu, bude saya membantu saya mencari sekolah dasar untuk keperluan pendidikan saya. Akhirnya saya mendaftar dan melakukan ujian masuk di SD Pembangunan Jaya yang terletak di daerah bintaro dan SD Islam Al-Azhar 17 Bintaro yang juga terletak di bintaro. Ternyata saya diterima di kedua sekolah dasar tersebut, namun karena ayah saya menginginkan pendidkan yang cukup kuat dalam hal agama maka ayah saya menyarankan saya untuk masuk ke SD Islam Al-Azhar 17 Bintaro dan saya setuju karena saya juga menyukai suasana sekolahnya. Akhirnya saya memulai kelas 3 sekolah dasar saya di SD tersebut. Pada tahun pertama saya memilih ekstrakurikuler pencak silat dan saya menekuninya sampai sabuk hijau, namun ketika kenaikkan kelas saya memutuskan untuk mencoba ekstrakurikuler lainnya sehingga pada kelas 4 sd saya memilih untuk ikut serta dalam ekstrakurikuler basket. Saya cukup aktif dalam ekstrakurikuler ini, saya cukup sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan antar sekolah dan pernah meraih juara 3 pada kejuaraan yang diadakan oleh SD Al-Azhar Rawamangun.
Ketika saya naik ke kelas 5 sd, pihak sekolah mendirikan ekstrakurikuler baru yaitu ekstrakurikuler dokter kecil. Karena saya tertarik, akhirnya pada kelas 5 sd saya memutuskan untuk keluar dari ekstrakurikuler basket dan pindah ke ekstrakurikuler dokter kecil. Saya cukup aktif dan menikmati kegiatan-kegiatan pada dokter kecil. Pada kelas 5 sd pun, saya ditunjuk sebagai perwakilan sekolah dalam perlombaan tim terpadu tingkat kecamatan. Saya bersama 3 teman saya mewakili sekolah dan berhasil meraih juara ketiga. Saya juga pernah diikutsertakan oleh sekolah dalam lomba seni membaca Al-Qur’an se Al-Azhar se-Indonesia yang bertempat di SD Al-Azhar Bintaro sendiri dan saya berhasil meraih juara harapan 1 dan itu sudah membuat saya sangat puas sebagai pengalaman pertama saya. Prestasi akademik saya ketika saya duduk di bangku sd cukup membanggakan, saya cukup sering diikutsertakan dalam lomba-lomba akademik maupun non akademik seperti lomba mewarnai. Pada kelulusan sd, saya berhasil meraih 3 medali penghargaan dari pihak sekolah atas nilai kelulusan saya. Saya mendapatkan nilai ujian sekolah terbaik ketiga, nilai ujian sekolah terbaik mata pelajaran IPA, dan nilai ujian sekolah terbaik mata pelajaran agama Islam.
Masa SMP:
Awalnya saya ingin meneruskan jenjang SMP ke SMP Al-Azhar pusat dan mengikuti program kelas akselerasi. Namun ternyata saya hanya lolos pada tahap pertama yaitu tahap ujian tertulis dan tidak lolos pada tahap psikotest sehingga saya mendaftar smp ke SMP Al-Azhar Bintaro. Secara tiba-tiba saya tertarik untuk mendaftarkan diri ke SMP Labschool Kebayoran. Ternyata takdir berkata lain, saya diterima di SMP Labschool Kebayoran dan akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMP tersebut.
Pada awalnya saya tertarik untuk masuk ke SMP Labschool Kebayoran karena saya ingin mencoba program akselerasi yang ditawarkan oleh sekolah ini. Karena saya lolos tahap psikotest maka saya diberikan masa percobaan selama satu bulan sebagai seleksi terakhir. Guru-guru akan mengatamati cara belajar dan keseharian siswa di sekolah dan akan menilai apakah siswa tersebut mampu mengikuti program akselerasi atau tidak. Sayangnya, saya tidak lolos seleksi masa percobaan satu bulan tersebut. Namun akhirnya saya bersyukur karena saya kemungkinan besar tidak akan mampu mengikuti program akselerasi. Namun, 3 tahun masa SMP saya sangat menyenangkan. Averla Sixeras, yang merupakan nama angkatan saya merupakan salah satu memori yang tidak terlupakan. Tahun pertama saya di kelas 7C saja sudah penuh dengan kesenangan. Tahun kedua saya sebagai anggota kelas 8A pun sangat menyenangkan. Saya mengikutsertakan diri untuk bergabung dalam organisasi sekolah yang bernama MPK yaitu majelis perwakilan kelas. Dengan tahap saringan yang panjang akhirnya saya lolos dan memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon ketua umum MPK. Dengan perjuangan dan usaha yang cukup keras akhirnya saya memenangkan pemilihan suara dan berhasil mejadi Ketua Umum MPK Hekstariya Praja Danadyaksa. Namun yang paling tidak dapat dilupakan adalah ketika saya duduk di kelas 9B. Semua perjuangan untuk mendapatkan SMA yang diinginkan dan nilai UAN sempurna betul-betul terasa, dan semua perjuangan itu dilakukan bersama-sama di tahun terakhir di SMP Labschool Kebayoran. Saya tidak menyesal pada akhirnya melanjutkan jenjang SMP di SMP Labschool Kebayoran.
Masa SMA:
Awalnya saya ingin melanjutkan jenjang SMA di SMA Taruna Nusantara. Saya sudah mendaftarkan diri dan mengikuti ujian masuknya namun saya gagal. Saya sempat mencoba ujian jalur khusus SMA Labschool Kebayoran namun saya gagal. Akhirnya saya mencoba pula ujian masuk di SMA Al-Azhar pusat dan saya diterima. Namun karena ketika saya mencoba jalur regular ujian masuk SMA Labschool Kebayoran dan saya diterima, saya lebih memilih melanjutkan SMA di SMA Labsky.
Tahun pertama saya di SMA Labsky saya mudah beradaptasi, tentu saja karena sebagian besar teman-teman saya di SMP kembali melanjutkan SMA di Labsky. Kelas yang saya tempati suasananya sangat menyenangkan, walaupun awalnya agak sulit berbaur dengan siswa yang dulunya tidak berasal dari SMP Labschool Kebayoran, namun dengan waktu yang cukup singkat kelas pun akhirnya dapat membaur menjadi satu. Satu tahun tidak terasa, saya pun memutuskan untuk masuk ke jurusan IPA. Saya juga mengikutsertakan diri dalam organisasi sekolah sebagai OSIS. Saya pun lolos dan saat ini menjadi ketua bidang 2. Di SMA ini saya memilih ekstrakurikuler tari tradisional. Saya cukup aktif sehingga saya ikut serta dalam misi budaya ke Eropa. Mengikuti festival di Eropa merupakan pengalaman yang luar biasa dan sangat berharga, karena dapat bertemu dengan berbagai Negara dan menyaksikkan secara langsung seperti apa budaya mereka. Saat ini saya duduk di kelas 11 ipa 1, kelas yang menyenangkan dan teman-teman yang seru. Walaupun terkadang suasananya tidak kondusif untuk belajar, namun saya sangat menikmati hampir setahun belajar di kelas ini. Di dalam kelas ini terdapat berbagai macam karakter sehingga saya dapat lebih mengenal bermacam-macam sifat dan karakter seseorang. Jika dibandingkan dengan kelas lain, kelas ini memang lebih ramai dan ribut disbanding kelas IPA yang lain. Di tahun kedua saya duduk di bangku SMA ini pula saya terlibat cukup banyak kegiatan akademik ataupun non akademik sehingga saya harus pandai-pandai membagi waktu agar semuanya berjalan dengan lancer dan sesuai dengan harapan saya.
Masa Depan:
0 comments:
Post a Comment