otakatikawas!

otakatikawas!

Tugas-3; Saya dan Museum Satria Mandala

|
Pada hari Minggu yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Mei 2011, saya melakukan kunjungan ke Museum Satria Mandala yang berada di Jalan Gatot Subroto nomor 14, Jakarta Selatan. Saya melakukan perjalanan ke Museum Satria Mandala dengan menggunakan bus Transjakarta. Saya naik bus Transjakarta melalui halte Pondok Indah Mall. Bus yang saya naiki merupakan bus koridor 8 yang beroperasi dari Lebak Bulus dan berakhir di Grogol. Untuk sampai ke Museum Mandala, saya harus transit terlebih dahulu di halte Grogol kemudian berganti bus dengan bus koridor 9. Saya memulai perjalanan pada pukul 12.00 dan kurang lebih sampai di Museum Satria Mandala pada pukul 13.00. Awalnya, saya sempat ragu ketika memasuki gerbang museum karena saat itu museum terlihat sangat sepi sekali sehingga saya khawatir jika ternyata museum tutup. Tapi kemudian saya melihat papan yang menyatakan bahwa museum buka dari hari Selasa sampai Minggu dan tutup pada hari Senin. Museum ini buka pada pukul 09.00 sampai dengan 15.00. Cukup dengan membayar uang sebesar Rp. 3.000,00 saya dapat melihat berbagai macam koleksi yang ada.
Museum Satria Mandala adalah museum sejarah perjuangan Tentara Nasional Indonesia. Museum yang diresmikan pada tahun 1972 oleh mantan Presiden Indonesia, Soeharto ini awalnya adalah rumah dari salah satu istri mantan Presiden Indonesia, Soekarno, yaitu istrinya yang bernama Ratna Sari Dewi Soekarno. Dalam museum ini dapat ditemui berbagai koleksi peralatan perang di Indonesia, dari masa lampau sampai modern seperti koleksi ranjaurudaltorpedotankmeriam bahkan helikopter dan pesawat terbang (satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto).
Selain itu museum ini juga menyimpan berbagai berbagai benda bersejarah yang berkaitan dengan TNI seperti aneka senjata berat maupun ringan, atribut ketentaraan, panji-panji dan lambang-lambang di lingkungan TNI. Selain itu di museum ini dipamerkan juga tandu yang dipergunakan untuk mengusung Panglima Besar Jenderal Soedirman saat beliau bergerilya dalam keadaan sakit melawan pendudukan kembali Belanda pada era 1940-an. Masih dalam kompleks Museum TNI Satriamandala ini terdapat juga Museum Waspada Purbawisesa yang menampilkan diorama ketika TNI bersama-sama dengan rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa BaratJawa TengahAcehKalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan pada era tahun 1960-an.


Sumpah Prajurit

Teks Proklamasi
Diorama


Terdapat berbagai diorama di Museum Satria Mandala. Salah satunya diorama Ekspedisi ke Maluku yang saya ambil gambarnya.

Kaca Jendela Gedung Bank Internatio

Kaca ini merupakan saksi mati Peristiwa Pertempuran Surabaya. Dari foto tersebut dapat kita lihat dengan jelas retak yang terdapat pada kaca tersebut dan bercak darah yang masih menempel pada kaca tersebut. Kaca ini merupakan sumbangan dari Sofyan Lubis, inspektur umum pada inspektorat Pertamina dan diabadikan di Museum Satria Mandala sejak 28 November 1987.



Tandu Jenderal Sudirman



Tandu ini merupakan tandu yang digunakan oleh Jenderal Sudirman ketika memimpin perang Gerilya melawan Belanda pada masa kemerdekaan. Ketiku itu, Jenderal Sudirman sedang sakit. Jenderal Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Mobil Sedan DD-I

Mobil bermerk Dodge Dart keluaran tahun 1962 pernah dipergunakan oleh Panglima Kodam XIV/Hasanuddin kol M. Yusuf ketika berunding mengenai pemulihan keamanan di Sulawesi Selatan dengan Andi Selle Mattola di Pinrang. Setelah perundingan dalam perjalanan pulang, mobil ini ditembaki oleh para penghianat, bekas tembakan terlihat di pintu kanan dan kiri


Dakota RI-001 Seulawah

Dakota RI-001 Seulawah adalah pesawat angkut pertama milik Republik Indonesia yang dibeli dari uang sumbangan rakyat Aceh. Pesawat Dakota RI-001 Seulawah ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia.
Pesawat Dakota DC-3 Seulawah ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam. 
Kehadiran Dakota RI-001 Seulawah mendorong dibukanya jalur penerbangan Jawa-Sumatra, bahkan hingga ke luar negeri. Pada bulan November 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengadakan perjalanan keliling Sumatra dengan rute Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Maguwo. Pada awal Desember 1948 pesawat Dakota RI-001 Seulawah bertolak dari Lanud Maguwo-Kutaraja dan pada tanggal 6 Desember 1948 bertolak menuju KalkutaIndia. Pesawat diawaki Kapten Pilot J. Maupin, Kopilot OU III Sutardjo Sigit, juru radio Adisumarmo, dan juru mesin Caesselberry. Perjalanan ke Kalkuta adalah untuk melakukan perawatan berkala. Ketika terjadi Agresi Militer Belanda II, Dakota RI-001 Seulawah tidak bisa kembali ke tanah air. Atas prakarsa Wiweko Supono, dengan modal Dakota RI-001 Seulawah itulah, maka didirikanlah perusahaan penerbangan niaga pertama, Indonesian Airways, dengan kantor di Birma (kini Myanmar).
Panser Rel
Panser ini merupakan asli buatan Indonesia yang diproduksi oleh bengkel induk angkatan darat Bandung. Panser ini memiliki panjang 5,2 m; lebar 2,4 m; tinggi 2,85 m dan beratnya mencapai 7 ton. Panser ini dilengkapi dengan satu pucuk Senapan Mesin Ringan (SMR) yang dikendalikan oleh satu awak.
Panser ini digunakan untuk mengawal perjalanan kereta api Bandung-Banjar PP dari gangguan gerombolan DI/TII pada tahun 1955 - 1962.

Pesawat B-25 J Mitchel
Pesawat pembom tempur hasil produksi Douglas Aircraft Coorporation ini disumbangkan oleh TNI AU pada tahun 1966. Pada tahun 1966 pula pesawat ini melakukan jasanya yang terakhir dalam menghadapi Operasi Dwikora. Setahun sebelumnya pesawat ini juga ikut membantu dalam menghadapi Operasi Dwikora.
1965, pesawat ini pernah digunakan dalam penumpasan pemberontak DI/TII di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan. pada tahun yang sama, pesawat ini mengikuti operasi penumpasan PRRI di Sumatera dan Permesta di Sulawesi Selatan.
Jeep Willys


Jeep Willys merupakan sebuah Jeep di Museum Satria Mandala yang pernah dipergunakan oleh Jenderal Soedirman dan kemudian diberikan kepada dokter pribadinya yang bernama Koesen Hirohoesodo sebagai penghargaan atas kesetiaan mendampinginya selama memimpin perang gerilya. Kendaraan ini disumbangkan oleh keluarga Dr. Koesen Hirohoesodo SpOG ke Museum Satria Mandala pada tanggal 5 Oktober 2006.
Kontingen Garuda Misi PBB
Di Museum Satria Mandala juga pula terdapat koleksi dokumentasi dari Kontingen Garuda Misi PBB.
Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain. Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957. Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945Mesir segera mengadakan sidang menteri luar negeri negara-negara Liga Arab. Pada 18 November 1946, mereka menetapkan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan RI sebagai negara merdeka dan berdaulat penuh. Pengakuan tersebut adalah suatu pengakuan de jure menurut hukum internasional.
Untuk menyampaikan pengakuan ini Sekretaris Jenderal Liga Arab ketika itu, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jendral Mesir di IndiaMohammad Abdul Mun'im, untuk pergi ke Indonesia. Setelah melalui perjalanan panjang dan penuh dengan rintangan terutama dari pihak Belanda maka akhirnya ia sampai ke Ibu Kota RI waktu itu yaitu Yogyakarta, dan diterima secara kenegaraan oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta pada 15 Maret 1947. Ini pengakuan pertama atas kemerdekaan RI oleh negara asing.
Hubungan yang baik tersebut berlanjut dengan dibukanya Perwakilan RI di Mesir dengan menunjuk HM Rasyidi sebagi Charge d'Affairs atau "Kuasa Usaha". Perwakilan tersebut merangkap sebagai misi diplomatik tetap untuk seluruh negara-negara Liga Arab. Hubungan yang akrab ini memberi arti pada perjuangan Indonesia sewaktu terjadi perdebatan di forum Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB yang membicarakan sengketa Indonesia-Belanda, para diplomat Arab dengan gigih mendukung Indonesia.
Presiden Sukarno membalas pembelaan negara-negara Arab di forum internasional dengan mengunjungi Mesir dan Arab Saudi pada Mei 1956 dan Irak pada April 1960. Pada 1956, ketika Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan InggrisPrancis dan Israel dari wilayah Mesir, Indonesia mendukung keputusan itu dan untuk pertama kalinya mengirim Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB ke Mesir yang dinamakan dengan Kontingen Garuda I atau KONGA I.
Replika Jas Jenderal Sudirman
Miniatur Tank

Replika Pakaian Dinas Jenderal Soeharto

1 comments:

{ Unknown } at: June 30, 2017 at 10:22 PM said...

WhatsApp 085 244 015 689
Terimakasih banyak AKI karna melalui jalan togel ini saya sekarang sudah bisa melunasi semua hutang2 orang tua saya bahkan saya juga sudah punya warung makan sendiri hi itu semua berkat bantuan AKI JAYA yang telah membarikan angka 4D nya menang 275 jt kepada saya dan ALHAMDULILLAH berhasil,kini saya sangat bangga pada diri saya sendiri karna melalui jalan togel ini saya sudah bisa membahagiakan orang tua saya..jika anda ingin sukses seperti saya hubungi no hp O85-244-015-689 AKI JAYA,angka ritual AKI JAYA meman selalu tepat dan terbukti..silahkan anda buktikan sendiri. 2D 3D 4D 5D 6D

Post a Comment

 

Design modified by mugimunteng | Basic Design by Dzignine in Collaboration with Trucks, SUV, Kidney Stones