otakatikawas!

otakatikawas!

MENGINJAK LANGKAH KE 17

|

Jam 8 malam, 31 agustus 1994 saya lahir di Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Dan oleh Kakek saya, saya diberi nama. Nama saya Heza Failasuf Akbar, Kakek saya ingin saya menjadi seorang filusuf yang besar, itulah makna dari nama saya. Saat itu Brasil tengah bergembira setelah memenangkan Piala Dunia FIFA melawan Itali di partai final, dengan adu pinalti, ini pertama kali dalam sejarah FIFA. Beberapa bulan setelah saya lahir, saya pindah tempat tinggal. Yang semula di rumah nenek saya, lalu saya pindah ke kontrakan yang tidak jauh dari sana, Ayah saya ingin pindah karena ingin merasakan hidup mandiri, lalu disanggupi oleh Nenek saya.


Semenjak pindah dari rumah Nenek kami hidup berempat, yaitu Ayah, Ibu, Saya, dan Pembantu saya. Ayah saya saat itu masih bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan swasta, dan Ibu saya masih menjadi mahasiswa di Universitas Trisakti, fakultas kedokteran gigi. Nama Ayah saya adalah Arifman, dia berasal dari Padang, dan Ibu saya bernama Niken Noviyati, dia adalah orang asli Pekalongan. Meskipun bukan berasal dari Jakarta, mereka memilih tinggal di Jakarta, dan meniti karir di Jakarta. Pada umur 1 tahun, saya diajak Ayah saya ke Bali bersama Mama saya. Itulah pertama kali kami liburan bersama. Sejak umur 1,5 tahun saya sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan baby walker maupun orangtua saya, namun belum begitu lincah. Lalu pada tanggal 7 oktober 1995, Sumatra Barat, tepatnya di Kerinci terkena gempa bumi. Padang, kanmpung halaman Ayah saya juga mendapat dampaknya, meskipun tidak terlalu parah. Dan pada tahun ini pula, ibu saya resmi menjadi seorang Dokter Gigi.Saat saya 2 tahun, saya berekreasi bersama keluarga teman Ayah saya. Lalu saya bertemu dengan anaknya yang ternyata seumuran dengan saya. Kami bermain di tempat duduk, sampai akhirnya dia menggigit kuping saya. Saya pun menangis, dan akhirnya Ibu dan Tante saya melerai kami.

Menginjak umur 3 tahun, saya mulai diberi nasi, yang perlahan menggantikan ASI dan bubur tim. Saya mulai bermain dengan teman-teman sebaya saya diluar kontrakan kami.. Tahun 1997, saya pindah rumah lagi. Kali ini ke Pamulang, dan mengontrak disana. Disana pula saya mengenal teman – teman satu kompleks yang beragam, ada yang seumuran, ada yang lebih muda, dan ada yg lebih tua. Tak lama kemudian Ibu saya memasukkan saya ke playgroup di dekat rumah, agar saya mulai belajar. Setahun sudah saya belajar dan bermain di playgroup, Ibu saya sedang memilih – milih TK yang akan saya masuki. Setelah menimbang – nimbang, terpilih lah TK Al Hidayah yang terletak di kompleks sebelah. Disana saya menemukan teman – teman baru. Saya pergi kesana dengan menggunakan ojek langganan. Di tahun inilah, saya mendengar berita bahwa rezim suharto jatuh. Orang – orang turun ke jalanan dan menduduki gedung DPR, rakyat meminta agar presiden Suharto turun dari jabatannya.Akhirnya wakil presiden BJ Habibie menggantikan posisi Suharto.


Setelah 2 Tahun di TK Al Hidayah, inilah saatnya masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya, yaitu Sekolah Dasar. Saya masuk SD tepat pada tahun 2000, yang berarti telah memasuki milenium dan abad yang baru, abad 21. Pesta yang dilakukan pada pergantian tahun ini dilaksanakan dengan sangat meriah. Pemlu pun diselenggarakan pada tahun ini, yang pada akhirnya dimenangkan oleh Megawati, sebagai presiden Indonesia ke 4. Sekolah yang Orangtua saya pilih adalah SD Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Secara lokasi sekolah ini tidak terdapat di wilayah DKI Jakarta, namun secara administrasi Sekolah ini masuk wilayah administrasi Jakarta. 17 Juli 2000, saya resmi menjadi warga sekolah Madrasah Pembangunan, setelah diantar oleh jemputan saya, langsung menuju lapangan upacara untuk menghadiri upacara bendera saya yang pertama. Disaat itulah saya pertama kali melihat bendera merah putih dikibarkan, seakan merobek langit dengan gagahnya. Kelas saya adalah kelas 1D, wali kelasnya adalah ibu Fatria Hidayati, atau biasa dipanggil bu Fat. Teman pertama saya adalah teman sebangku saya, namanya adalah Faishal Faza, panggilannya Ical. Tak hanya Ical saja, lambat laun saya mulai mengenal seluruh isi kelas. Waktu itu sistemnya adalah Caturwulan, pada saat caturwulan 1 saya mendapat ranking 11, caturwulan 2 ranking 4, dan caturwulan 3 ranking 4 juga

Lalu saya naik ke kelas 2, kelas saya berada di kelas 2D. Teman – teman semasa saya kelas 1 masih satu kelas dengan saya sekarang. Wali kelas saya sekarang adalah bapak Abdul Gani, beliau sangat baik dan ramah mengajari kami semua mata pelajaran. Setelah penerimaan raport caturwulan ke 3, saya resmi naik ke kelas 3. Saya mendapatkan kelas 3G, dengan wali kelas bapak Wahyudi. Mulai dari kelas 3 inilah pelajaran IPA dan IPS mulai masuk, gurunya pun berbeda – beda tiap mata pelajaran. Ini merupakan salah satu perubahan yang signifikan dalam sistem belajar kami. Sekolah pun saat itu sudah menganut sistem Semester, menggantikan sistem caturwulan. Dan bagi saya, yang benar – benar berbeda adalah teman sekelas yang sudah ditukar – tukar ke kelas lain. Jadi saya mendapatkan teman – teman baru yang beragam. Beranjak ke kelas 4, saya masuk di kelas 4C. Saat itu adalah masa – masa dimana saya mulai menjadi anak nakal, saya mulai dihukum, disetrap, dan sebagainya. Guru agama saya waktu itu pernah menarik jambang saya karena saya selalu berisik dikelas. Berbagai percobaan untuk pelajaran IPA seperti kincir air, pernah saya buat. Waktu itu tahun 2004, pemilu kembali digelar, dan pemilu dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, yang menjatuhkan kekuasaan Megawati.

Kelas 5 merupakan saat – saat paling seru di SD. Saat itu saya berada dikelas 5A, dibawah komando pak Suhapid yang selalu mengayomi anak – anaknya. Berbagai aktivitas konyol pernah dilakukan saat itu. Contohnya pada saat praktikum IPA, teman saya bernama Alwin pernah menyedot asap dari kertas yg dibakar layaknya merokok. Kami pernah ‘perang’ dengan kelas sebelah kami. Main bola di koridor dan memecahkan kaca. Hingga bermain lempar sendal di dalam kelas, sampai – sampai guru memarahi kami. Puncaknya adalah ketika kami drama, dan saat itu bertepatan dengan ulang tahun wali kelas kami. Pak Suhapid sangat senang dan semua anak bersorak gembira.

1 Tahun sudah masa – masa menyenangkan di kelas 5 berjalan, saatnya saya melanjutkan ke tingkatan berikutnya, yaitu kelas 6. Kebetulan kelas saya adalah kelas 6E, kelas yang penuh dengan anak – anak brutal. Saat itu saya hanyalah anak yang diam – diam saja, namun kebrutalan kelas saya membuat saya menjadi brutal juga. Kelas selalu berisik, beberapa anak lempar – lemparan kertas, main pesawat kertas, mengolok – olok teman yg lain, dan berbagai kebrutalan lainnya. Wali kelas kami saat itu adalah pak Wahyudi yang sangat galak. Kelas 6 adalah pertama kalinya Orangtua saya membelikan saya Handphone untuk komunikasi, sayapun sangat senang. Yang paling ditakuti oleh anak – anak kelas 6 adalah ketika menghadapi ujian akhir kelulusan. Saat itu ujian yang menentukan kelulusan adalah Ujian Madrasah, dan Ujian Praktek Ibadah. Setelah melalui kedua ujian tersebut dengan nilau yang memuaskan, maka kami melakukan perpisahan, tepatnya di Lembah Hijau selama 2 hari 1 malam. Kegiatan yang sangat menyenangkan, dan benar – benar patut dikenang. Satu hari lagi yang saya tunggu – tunggu saat itu adalah hari wisuda kami. Berbusana Jas untuk yang laki – laki, dan kebaya untuk perempuan, kami berpisah dengan teman – teman SD kami.

Dengan alasan untuk memperkuat agama saya, Ibu saya kembali memasukkan saya ke SMP Madrasah Pembangunan. Saya bertemu banyak teman – teman sewaktu saya SD, namun banyak juga teman – teman dari SD yang lain. Saya mendapat kelas 7A. Di SMP pelajaran IPA dan IPS dipecah lagi menjadi beberapa mata pelajaran. Satu hal yang menarik saat pertama kali masuk SMP adalah Masa Orientasi Siswa (MOS). Dimana anak – anak baru diperkenalkan dengan sekolahnya. Kakak – kakak OSIS akan membimbing kami dalam masa ini, terkadang kami diusilin sama kakak – kakak. Ekskul yang saya pilih sewaktu kelas 7 adalah Student Company, yaitu semacam perusahaan yang dimiliki oleh anak – anak SMP kami. Setelah masuk kelas 8, saya berada di kelas 8G. Kelas kami ini sangat kompak, anak – anaknya sangat seru. Kami banyak bermain bersama diluar sekolah. Baik main kerumah teman, ataupun sekedar jalan – jalan. Saat kelas 8, saya terpilih menjadi Presiden dari Student Company. Selang beberapa bulan setelah pemilihan presiden Student Company, pemilihan Ketua Osis digelar, dan saya terpilih menjadi Ketua Osis. Dikarenakan saya menjabat menjadi Ketua Osis, saya akhirnya melepaskan jabatan Presiden Student Company saya dan menyerahkannya kepada teman saya yg lain. Waktu kelas 8 lah saya pertama kali dibelikan motor, yang pada akhirnya menjadi alat transportasi saya ke Sekolah.

21 Juli 2008, saya naik ke kelas 9. Masa – masa paling berkesan di SMP saya. Pada awalnya saya tidak kenal siapa – siapa, namun akhirnya saya mendapatkan teman yang sangat banyak. Kelas 9B adalah kelas kami, kami banyak menghabiskan waktu bersama diluar sekolah. Kami sempat membuat jaket untuk kelas kami sendiri, sebagai lambang kekompakan. Di penghujung kelas 9, kami dihadapkan dengan ujian – ujian sebagai syarat kelulusanm yaitu : Ujian Nasional, Ujian Sekolah, dan Ujian Praktek Ibadah. Kami berdoa siang dan malam hanya demi kelulusan dan NEM yang tinggi. Dan dengan sukses kami melewati semuanya. Saya sendiri sangat puas dengan hasil yang saya dapatkan. Malam perpisahan kami, dihabiskan dengan pergi ke pangandaran selama 3 hari 2 malam. Benar – benar merasa senang kami disana, tak terasa sebentar lagi akan berpisah. Hari terkahir bersama, adalah ketika kami di wisuda, kami menerima medali sebagai tanda bahwa kami telah menyelesaikan pembelajaran, di SMP Madrasah Pembangunan.

Langkah baru yang harus saya pijakkan adalah memilih SMA yang terbaik. Setelah melihat – lihat dan mendapat saran dari Orangtua, saya memasuki SMA Labschool Kebayoran, atau biasa disingkat ‘ Labsky ‘. Pertama kali masuk sekolah ini saya merasa kesal pada Masa Orientasi Siswa –nya, selain dikerjai oleh kakak – kakak kelas, saya harus berlari keliling lingkungan sekolah. Lalu bulan Oktober 2009 kami melakukan Trip Observasi yang sangat berkesan. Lalu di penghujung kelas 10, kami melakukan BINTAMA, di grup 1 kopassus, serang. Dan sekarang saya berada di kelas XIIPA1. Umur saya sekarang 16 tahun, kurang beberapa bulan lagi menuju 17 tahun . Beberapa langkah lagi menuju kedewasaan.



Heza Failasuf Akbar XIIPA1

0 comments:

Post a Comment

 

Design modified by mugimunteng | Basic Design by Dzignine in Collaboration with Trucks, SUV, Kidney Stones