BIOGRAFI
By : Hansa Nurhaida XI IPA
0-1 tahun
6 Februari 1994, di rumah sakit bersalin yang terletak di kawasan Jakarta Pusat. Seorang ibu berusaha berjuang memperjuangkan nyawanya dan nyawa baru yang lahir, sakit perut yang dirasakan luar biasa. Hari itu Minggu beberapa dokter praktik ternama mengambil jatah libur termasuk dokter yang menangani si ibu tersebut. Sehingga si ibu harus menunggu beberapa saat, menunda proses bersalin untuk menunggu kedatangan dokter yang bersangkutan. Entah apa alasannya keluarga ibu tersebut mempercayakan persalinan kepada dokter yang sedang mengambil libur tersebut dibandingkan dokter jaga yang saat itu juga sebenarnya dapat menangani proses persalinan. Sekitar pukul 15.00, dokter yang kerap dipanggil Nut itu datang dan langsung menangani proses persalinan. Dan sekitar pada pukul 15.45 persalinan selesai. Telah lahir dengan sehat seorang bayi kecil dengan berat 3,3kg. Keluarga yang menunggu pun dibanjiri rasa lega. Anak pertama pasangan Conina Karunajaya dan Nurahma, cucu pertama keluarga besar Ir Hidayat Puteradinata dan keluarga besar Nurhay Abdurrahman telah lahir sehat dengan proses yang lancar. Bayi perempuan tersebut dinamakan Hansa Nurhaida. Ya bayi beruntung tersebut adalah saya. Kakekku bilang pada proses kelahiranku banyak yang menunggu. Maklum, saya adalah cucu dan anak pertama.
Pada tahun kelahiran saya, kehidupan badak Jawa secara liar di Indonesia terlindungi oleh program konservasi di Taman Nasional Ujung Kulon. TNUK merupakan satu-satunya tempat konservasi badak Jawa yang ada di Indonesia dimana telah dicanangkan sejak tahun 1994. Selama ini, kegiatan operasionalnya memang terfokus pada upaya penyelamatan mamalia paling langka tersebut yang juga merupakan maskot kebanggan TNUK.
Walaupun kehidupan badak Jawa di TNUK terjaga, namun ancaman kepunahan lokal bisa saja terjadi sewaktu-waktu, mengingat gejala alam yang di Indonesia yang tidak menentu. Gejala-gejala alam yang dimaksud dapat meliputi :Wabah Penyakit, konservasi badak Jawa yang terpusat pada kawasan Ujung Kulon sewaktu-waktu dapat terancam karena kemungkinan terjadinya wabah penyakit yang dapat menyebabkan kepunahan lokal. Bencana Alam, mengingat kondisi alam Indonesia yang rawan bencana alam karena letaknya di pertemuan lempeng dunia, maka sewaktu-waktu pergolakan alam dapat mengakibatkan badak Jawa yang tersisa musnah. Bencana alam tersebut dapat berupa gempa bumi, tsunami, meletusnya gunung berapi, banjir, kebakaran hutan dan lain sebagainya dimana pada suatu kesempatan yang tidak dapat diramalkan dapat terjadi di mana saja termasuk di kawasan Ujung Kulon. Hal tersebut dapat berakibat fatal apabila konservasi hanya digantungkan pada TNUK. Mengapa saya mengangkat badak bercula satu? Karena badak tersebut unik. Untuk lebih jelas inilah deskrip si badak jawa tersebut badak ini anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih
kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam dengan perkiraan populasi tidak lebih dari delapan pada tahun 2007. Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap. Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihan. Tempat yang tersisa hanya berada di dua daerah yang dilindungi, tetapi badak jawa masih berada pada risiko diburu, peka terhadap penyakit dan menciutnya keragaman genetik menyebabkannya terganggu dalam berkembangbiak. WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah.Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin terdesak.Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.
Badak jawa dapat hidup selama 30-45 tahun di alam bebas. Badak ini hidup di hutan hujan dataran rendah, padang rumput basah dan daerah daratan banjir besar. Badak jawa kebanyakan bersifat tenang, kecuali untuk masa kenal-mengenal dan membesarkan anak, walaupun suatu kelompok kadang-kadang dapat berkumpul di dekat kubangan dan tempat mendapatkan mineral. Badak dewasa tidak memiliki hewan pemangsa sebagai musuh. Badak jawa biasanya menghindari manusia, tetapi akan menyerang manusia jika merasa diganggu. Peneliti dan pelindung alam jarang meneliti binatang itu secara langsung karena kelangkaan mereka dan adanya bahaya mengganggu sebuah spesies terancam. Peneliti menggunakan kamera dan sampel kotoran untuk mengukur kesehatan dan tingkah laku mereka. Badak Jawa lebih sedikit dipelajari daripada spesies badak lainnya.
2 tahun
Umur dua, saya merayakan ulang tahun saya di rumah kakek di daerah pejaten. Tepatnya di JL. Siaga. Banyak teman teman saya undang, bagi seorang anak pertama dan cucu pertama saya sangat dimanja, hadiah berdatangan. Inilah yang memicu saya untuk selalu merayakan ulang tahun pada saat kecil. Kebiasaan yang tertanam kurang positif, sehingga seringkali saya ngambek apabila keinginan saya tidak dipenuhi.
Pada saat saya berusia 2 ini juga, tante (anak ke 3 kakek saya) melakukan resepsi pernikahan. Setelah saya besar banyak cerita yang mengatakan bahwa pada saat resepsi pernikahan tante saya tersebut, saya dengan berani memimpin pembacaan doa Al Fatihah. Saya, sulit untuk mempercayainya, karena memang pada saat itu saya tidak sadar dan ingat apa yang sesungguhnya terjadi. Untuk usia dua tahun, memimpin bahkan dapat menghafal surat. Bahkan dengan percaya dirinya memimpin didepan khalayak banyak saya merasa pasa saat kecil saya jenius.
3 & 4 tahun
Usia 3 tahun saya mulai mengenal sekolah, saya ikut playgroup di Kids Sport. Dimana saat sekolah karya karya saya cukup cemerlang. Pada saat playgroup ini setiap harinya ada sebuah jurnal tentang bagaimana saya bersikap sehari hari. Rata rata guru guru saya memberi cap Excellent yang menandakan saya semangat sekolah dan aktif. Saya tetap berada di Kids Sport hingga pada usia 4 saya dipindahkan ke TKI Al Azhar 4.
Tahun ini berdasarkan hasil sensus Badak Jawa tahun 1997, jumlah Badak Jawa yang terdapat di Taman Nasional Ujung Kulon adalah 58 ekor.
5 Tahun
Usia ke 5 ini saya untuk pertama kalinya merayakan ulangtahun tanpa kehadiran mama. Karena mama saya sedang berada di rumah sakit. Melahirkan adik laki laki saya, karena uniknya, adik saya lahir tanggal 5 Februari. Sehari sebelum saya ulang tahun yang ke 5.
6 sampai 11 Tahun
Usia 6, saya memasuki fase lebih tinggi di jenjang pendidikan yaitu SD. Saya tetap bersekolah di SDI Al Azhar 4. Saya jauh lebih menyukai SD, karena tidak seperti di TK, di jenjang SD lebih banyak teman temannya. Saya pun sangat aktif ikut berbagai macam kegiatan dan lomba lomba seperti menari, menyanyi dan seterusnya dan tidak sedikit yang saya menangkan. Pada jenjang SD ini pula saya menyadari minat saya di bidang olahraga. Niali nilai saya cukup cemerlang, saya hampir selalu masuk 10 besar teratas di rangking kelas. Walau saya merasa, SD saya sangat santai dan tidak pernah belajar.
Saat saya SD berdasarkan pemantauan Ir. H. Awriya Ibrahim, M.Sc menyebutkan hasil sensus 2003, populasi badak Jawa ditaksir sekitar 53-63 ekor. berbeda sedikit dari taksiran sensus 2002 (55-57 ekor). Pada sensus tahun 2005, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan, Ir. Adi Susmianto, MSc menyatakan jumlah badak Jawa sekitar 48 – 55 ekor.
12 sampai 14 Tahun
Pada usia 12 saya masuk ke jenjang SMP. Saya beruntung. Saya pertama kali daftar sekolah adalah di SMP Labschool Kebayoran. Dan alhamdulillah saya pada saat pengumuman nomor saya ada. Padahal jika tahu ceritanya, pada saat mendaftar dan tes di Labschool saya sedang sakit demam tinggi sehingga saya pesimis untuk dapat tembus. Nyatanya takdir berkata lain. Saya meninggalkan teman teman dekat saya. Kami berpisah. Tidak ada satu pun yang bersekolah di SMP yang sama. Namun itu tidak mematahkan semangat saya untuk terus berprestasi. Walau rapot SD saya jauh lebih cemerlang dari rapot SMP. Namun hasil NEM saya lumayan bagus. Saya bangga bersekolah di Labschool, karena teman temannya baik dan pengalaman yang saya rasakan banyak. Karena acara acara sekolah yang unikk, seperti BINTAMA, KALAM dan lain lain.
Sedangkan di sisi lain populasi Badak Jawa bercula satu di Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) kian terancam punah akibat perburuan yang dilakukan masyarakat sekitar.
"Kami khawatir Badak bercula satu punah karena jumlah yang ada sangat berbahaya kepunahan akibat perburuan dari orang-orang yang tak bertanggungjawab," kata Kepala Balai (TNUK), Puja Utama. Ia mengatakan, saat ini jumlah populasi Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon diperkirakan tinggal 60 ekor lagi. Oleh karena itu, pihaknya terus melakukan pengawasan keamanan di sekitar kawasan TNUK karena Badak bercula satu termasuk binatang langka di dunia.
15 sampai 17
Usia 14 tahun, saya meninggalkan jenjang SMP dan hingga saat ini saya duduk di bangku kelas XI. Dimana sebelumnya saya pernah merasakan belajar di program akselerasi pada kelas X dan XI awal. Saat ini saya memutuskan kembali ke program reguler karena saya tidak cocok dengan program akselerasi tersebut. Di kelas XI ini saya masuk ke jurusan IPA, nilai nilai saya bisa dibilang cukup karena untuk mendapat nilai maksimal pada jenjang ini butuh usaha ekstra.
Pada usia 17 tahun saya mendapat KTP dan saat ini sedang dalam usaha mendapatkan SIM. Banyak yang akan terjadi kedepannya. Pada jenjang ini saya merasa lebih mandiri dan dewasa.
Banyak yang terjadi ditahun ini termasuk populasi badak bercula satu saat ini hanya 30 ekor.
Mimpi
Mimpi saya kedepannya adalah dapat membahagiakan orang tua. Sejujurnya saya bingung dengan cita cita saya sendiri, karena kita sebagai Manusia semakin merusak lingkungan dengan semakin tingginya gelar yang didapat. Saya fikir manusia terlalu egois dengan menganggap dunia diciptakan sebagai singgasana pribadi Manusia. Mereka lupa dengan alam, lupa dengan hewan hewan, yang sebenarnya jika difikir lebih panjang, mereka duluanlah yang menghuni bumi. Oleh karena itu saya memutuskan untuk mengabdikan mimpi dan cita cita saya menjaga lingkungan sekitar, melestarikan populasi populasi yang habitatnya semakin habis direbut oleh bludaknya populasi manusia yang hanya menggilai harta dan bergantung dengan uang. Padahal saya berpendapat bahwa sesungguhnya kita hidup bergantung dengan alam. Tanpa topangan dari alam, tidak ada lagi yang dapat di deklarasikan oleh manusia sebagai milik pribadi yang setiap orang lain yang mau menikmatinya harus dikenakan biaya. Saya tidak takut jika misalkan saya hanya menjadi dokterhewan, dengan penghasilan rendah dan dapat menimbulkan cemooh. Saya tidak mau hidup bergantung dengan uang, yang rasa akan membuat buta dan tidak puas sehingga korupsi marak dimana mana. Hanya akan menambah dosa dan undangan neraka. Keinginan saya hanyalah niatan akan mengabdi kepada bumi ciptaan-Nya sebagai rasa syukur dan terimakasih telah diizinkan sementara tinggal disini. Menjaga kelestarian alam, hewan hewan, contohnya badak dan meminimalisir pencemaran. Bukan dalam skala besar, minimal dari diri saya sendiri. Itu yang dapat saya simpulkan sebagai mimpi saya. Menjaga. Hanya itu yang dapat saya lakukan sebagai manusia. Seperti kata nenek yang saya jadikan quotes saya “Jadilah orang berguna, dan jangan pernah menyerah! You are what you decide to be.”
Periodisasi Kehidupan
1994 : Lahir di RS YPK, Menteng, Jakarta Pusat
1997 : Playgroup di Kids Sport
1998 : lulus Playgroup dan melanjutkan studi di TK Al Azhar 4
2000 : Lulus TK dan melanjutkan studi di SD Al Azhar 4
2006 : Lulus SD dan melanjutkan studi di SMP Labschool Kebayoran
2009 : Lulus SMP dan melanjutkan studi di SMA Labschool kebayoran
2012 : Lulus SMA Labschool Kebayoran dan menjutkan universitas
2020 : Menikah
2040 : Berhasil mengembakbiakan satwa satwa yang hampur punah sehingga populasinya stabil
*Mohon maaf lingkungan sekitar mengenai populasi badak tidak ada pada beberapa tahun karena tidak didapatnya data akibat tidak dilaksanakannya sensus badak.


















0 comments:
Post a Comment